Si Balita Punya Banyak Alasan

 



Kata ahli perkembangan psikososial E. H. Erikson, psikolog dari Harvard University, AS, di usia 3-4 tahun, anak  mulai mengembangkan sikap otonomi. Dampaknya adalah, ia menjadi sulit diatur, dan mudah marah. 

Sikap otonom ini akan berubah menjadi inisiatf asalkan Anda mengarahkannya dengan tepat.  Kemandiriannya ini  juga ditunjukkannya dengan  mengemukakan  beragam alasan untuk menolak atau menunda tugas yang harus dia lakukan.


 “Aku nggak bisa! Tanpa mencoba lebih dulu, anak menolak   disertai   rengekan  dan wajah memelas.  Ini membuat Anda  terpaksa mengambil alih hal yang harusnya dikerjakan oleh si kecil. Mengambil gelasnya sendiri, meski bukan hal sulit, tidak mau dilakukan dengan alasan susah, tempatnya tinggi. Padahal Anda sudah mengajarnya berkali-kali, sudah menyiapkan bangku kecil yang bisa ia panjat untuk mengambil gelas.  Tapi Bunda jangan menyerah. Dampingi si kecil, minta ia naik di kursi dan mengambil gelasnya sendiri. Yakinkan dia bahwa dia bisa melakukannya sendiri.  

 “Nanti aja mandinya, habis nonton Mickey.” Meninggalkan film yang belum selesai, memang menyebalkan. Apalagi film yang sudah ditunggunya sejak tidur siang tadi.   Buatlah  kesepakatan mengenai jam mandi sore, lamanya menonton, jam bermain, jam gosok gigi, tidur malam dan seterusnya. Terapkan secara konsisten agar menjadi kebiasaan. Ada kalanya Anda boleh bersikap terbuka untuk negosiasi. Misal, ketika si kecil menunda dengan berkata ‘nanti’, Anda bisa memberi toleransi waktu. “Oke, lima menit ya setelah itu mandi.”

“Mama aja! Bisa saja ia melemparkan tanggung jawab kembali kepada Anda karena ia takut salah. Mungkin karena Anda pernah memarahinya sehingga ia takut mencoba. Biarkan anak belajar dari kesalahannya, jangan tuntut ia terlalu tinggi sesuai standar Anda. Ia masih balita, masih harus belajar banyak hal. Selalu beri pujian untuk setiap kemajuan kecil yang sudah ia capai.
 

“Nggak mau!” Ia kerap melontarkan teriakan itu kala Anda mintanya menggosok gigi, tidur siang, atau membereskan mainan? Pidato Anda selama ini tentang pentingnya menggosok gigi, dan memberesi mainannya lewat saja di kupingnya.  Sabar bukan berarti membiarkan perilakunya. Sabar berarti Anda harus memegang kendali atas emosi yang disebabkan perilaku balita. Pemaksaan bisa dilakukan dengan menggendong si kecil ke kamar mandi atau wastafel dan menemaninya menyikat gigi, bukan dengan membentak atau memukul.

“Aku masih mau main!” Karena asyik bermain, si kecil menolak makan siang. Sebenarnya, saat ini sikap kemandirian si kecil sedang terbentuk. Ia berusaha  melakukan apa yang diinginkan walau Anda melarang. Tapi Anda adalah “bos” dan kendali harus ada di tangan Anda.  Beri perpanjangan waktu dengan mengatakan, "Boleh. Tapi nanti kalau Bunda panggil lagi, kamu stop bermainnya ya..." Tepati janji Anda, beri perpanjangan waktu.

 
 

 



Artikel Rekomendasi