Si Kecil Punya Kebiasaan Memalukan, Atasi Sebelum Masuk Sekolah

 

Foto: shutterstock
 

 
 
Berbohong
 
Usianya kini 2 tahun. Bicaranya kian fasih, imajinasinya mulai berkembang. Bagi anak usia ini, fantasi dan kenyataan masih berbaur. Ia belum bisa membedakan antara kenyataan dan fantasinya.
 
Mungkin ulat sebesar biji kacang ia katakan sebesar lengannya. Sehingga penjelasannya tentang sesuatu sering tidak masuk akal, dan Anda anggap ia berbohong.
 
Penanganan:
Ketika balita Anda  mencoret dinding dan mengatakan bahwa anjing Anda yang melakukannya, jangan paksa ia mengaku, apalagi mengatakan bahwa ia berbohong. Anak usia ini belum paham konsep ‘jujur’ dan ‘bohong’.
 
Buat ia mau mengaku dengan aman tanpa merasa terintimidasi. Tak perlu memperkarakan siapa pelaku pencoretan dinding, ajak anak Anda membersihkan coretan itu. Kadang-kadang ia seperti berbohong padahal ia sering lupa  apa yang sudah dilakukannya.
 
Empeng Melekat di Mulutnya
 
Usianya 2,5 tahun, Anda berencana memasukkannya ke kelompok bermain di usia 3 tahun mendatang.  Tapi buah hati Anda belum ingin melepas empengnya.  Benda penenang yang dulu menjadi penolong Anda  untuk membuatnya tenang, kini menjadi sahabat si kecil dan sulit dipisah.   
 
Banyak ahli perkembangan  menyebut bahwa empeng memberikan masa transisi – yaitu mengurangi stres dan membantu anak untuk beradaptasi dengan situasi baru yang  nenantang.  Riset membuktikan, anak yang tidak mengisap empeng terhindar dari risiko infeksti telinga tengah sebesar 33 persen.
 
“Penggunaan empeng dapat membuat anak mengalami kesulitan bicara. Karena ketika mengisap, empeng itu mengunci mulut anak dalam posisi yang tidak natural, sehingga membuatnya kesulitan untuk mengembangkan otot mulut dan bibir secara normal,” jelas Patricia Hamaguchi, ahli patologi bicara dari Cupertino, California, penulis Childhood Speech, Language, and Listening Problems: What Every Parent Should Know.
 
Posisi lidah yang tidak normal juga mengganggu produksi bunyi, misalnya S menjadi Z.  Huruf R tidak muncul dengan jelas tapi tertahan.
 
Penanganan:
Kurangi  pemakaian empeng dalam suasana yang jauh dari stres. Saat  anak  sedang gembira, berada di rumah, sedang bermain di tempat bermain di mal,  atau  sedang jalan-jalan, misalnya. Katakan pada anak, bahwa empeng sekarang tinggal di dalam kamar.
 
Batasi penggunaan empeng hanya di kamarnya saat akan tidur malam. Tidur siang tidak pakai empeng.  Sebelum tidur, Anda dapat membuat cerita tentang peri empeng yang pekerjaannya merusak gigi anak-anak yang ngempeng.
 
Selembut apapun usaha Anda untuk memisahkan empeng dari anak Anda, ia akan menangis dalam minggu pertama. Tapi bila Anda konsisten, anak akan berpisah dengan empengnya.

 

Ngupil

 
Usianya sekarang 2,5  tahun. Pengetahuan tentang tubuhnya kian bertambah. Ada pusar, lubang telinga, dan lubang hidung.
 
Rasa ingin tahunya terhadap bagian-bagian tubuh itu mendorongnya untuk mengeksplorasi dengan jemari tangannya. Mengambil sesuatu dari dalam hidungnya sendiri – dulu Bunda yang melakukannya dengan cotton buds. Sekarang ia tidak mau lagi karena merasa bisa melakukannya sendiri.
 
Sayangnya si kecil tidak tahu  kapan dan di mana sebaiknya ia mengorek hidungnya.
 
Penanganan:
Jelaskan kepada anak bahwa mengorek kotoran hidung tidak dilakukan setiap saat di sembarang tempat. Apalagi saat ada tamu atau di tempat umum. Membersihkan hidung dilakukan di kamar mandi dan tidak menggunakan jari karena kuku dapat melukai dinding hidung. Luka bisa menimbulkan infeksi. Ajarkan anak menggunakan tisu kering untuk mengambil kotoran hidungnya, kemudian mencuci tangan.
 
Menggigit kuku dan mencabut kutikula
Betapa kagetnya Anda mendapati kuku dan jari jemari mungil buah hati Anda luka. Si kecil yang berumur 3 tahun itu mengeluh jarinya terasa perih. Pengasuhnya selama ini telah merawat kuku buah hati Anda sebaik mungkin, tapi anak Anda gemar menggigiti kukunya  dan mencabuti kulit di ujung kukunya yang mengelupas. Pasti Anda sedih karena jari mungilnya berdarah.
 
Penanganan:
Cari tahu dari anak Anda, mengapa ia senang menggigit kuku dan mencabuti kutikula atau kulit di ujung kukunya yang mengelupas. Menggigit kuku berkaitan dengan rasa cemas, meski tidak menetap.
 
Balita Anda berada pada tahap perkembangan yang aktif, namun juga merasa cemas terhadap berbagai hal. Tanggapi dengan serius ketakutan-ketakutan yang dihadapi anak, bantu ia mengatasinya. Minta pada orang di sekitarnya, terutama pengasuhnya untuk tidak menakut-nakuti anak Anda.
 
Rapuhnya kulit di ujung kuku dapat dipicu oleh seringnya anak Anda mencuci tangan dengan sabun, kurang vitamin B, dan suhu dingin yang ekstrem. Agar anak Anda tidak iseng mencabuti kulit yang mengelupas, perhatikan hal-hal tersebut.
 
Tics
 
Tics adalah kebiasaan menggerakkan bagian tubuh tertentu secara berulang. Pada anak-anak atau balita, lazimnya mengedipkan mata secara cepat dan berulang. Bisa juga mengeluarkan bunyi dari hidung seolah ada hambatan pada jalan napas di hidungnya.
 
Tics bisa berlangsung beberapa bulan sampai setahun. Ahli perkembangan menyebut tics sebagai bagian dari perkembangan, dan bisa hilang dengan sendirinya.
 
Penanganan:
Anda hanya perlu khawatir bila tics itu disebabkan oleh tourette syndrome, yaitu ketika gerakan bagian tubuh tidak bisa ditahan oleh anak Anda.
 
Pada kasus tics, Anda dapat  menanyakan pada anak, mengapa ia sering berkedip, misalnya. Ada anak yang mengatakan, ia merasa ada sesuatu yang mengganjal di matanya. Atau ketika ditanya mengapa ia sering mendengus, ia mengatakan ada sesuatu di hidungnya.
 
Apapun jawabannya, hargai itu. Pada kasus ini anak dapat menahannya beberapa menit sampai beberapa jam. Anda hanya perlu  mengingatkannya.

 

Bruxism

Tiga dari sepuluh anak mengalami bruxism. Gigi beradu hingga berbunyi ‘kreot-kreot’, adalah kebiasaan yang lazim pada anak kecil meski perkembangannya normal.
 
Bruxism bisa dialami bayi sejak usia  6 bulan ketika gigi susunya tumbuh, sampai anak berusia 5 tahun ketika giginya sudah lengkap. Bruxism biasa terjadi ketika anak sedang tidur, sehingga bruxism ini terjadi di luar kendali anak.
 
Penyebabnya bermacam-macam, antara lain adanya rasa sakit pada telinga yang akan berkurang sakitnya ketika anak menggesekkan giginya. Stres - seperti kemarahan atau ketakutan yang ditekan juga bisa menjadi penyebabnya. Anak hiperaktif umumnya juga mengalami ini.
 
Penanganan:
Kebiasaan ini bisa hilang dengan sendirinya. Tapi kombinasi antara pengasuhan yang baik dan pemeriksaan rutin ke dokter gigi sangat diperlukan untuk menghilangkan kebiasaan ini.  Ajak anak ke dokter gigi untuk melihat kerusakan gigi yang ditimbulkan oleh bruxism, kurangi tekanan atau tuntutan pada anak Anda. 
 
Imma Rachmani

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Aku Stres, Bunda!

Anak introvert tidak terbuka soal perasaannya. Tak perlu dipaksa buka mulut. Kenali saja tandanya dia stres. ... read more

post4

Balita Hobi Pamer

Semua serba dipamerkan. Berbohong pun dilakukan, yang penting pamer. Jika balita melakukannya, ini adalah proses dari perkembangan sosial emosinya. Tidak akan menetap bila Anda tepat menanganinya.... read more