Cara Memelihara Rasa Ingin Tahu Anak

 



Keingintahuan berasal dari kebutuhan akan pengetahuan/informasi. Seperti yang dijabarkan George Loewestein, Profesor Ekonomi dan Psikologi dari Carnegie Mellon University, dalam teorinya di sebuah makalah klasik tahun 1994, “The Psychology of Curiosity”. “Keingintahuan muncul ketika perhatian seseorang terfokus pada sebuah  informasi yang dirasa kurang (celah/kesenjangan). Kesenjangan itu membuatnya termotivasi untuk melengkapi informasi yang “hilang” tadi.”
 
Pada dasarnya setiap anak dilahirkan dengan keingintahuan untuk mengetahui bagaimana dunia “bekerja”. Keingintahuan itulah yang menjadi dasar mereka berpikir, belajar, dan mengeksplorasi. Jadi, semakin ia penasaran, semakin banyak ia belajar.
 
Orang tua tidak bisa memaksa anak untuk selalu penasaran akan hal-hal yang ada di sekitarnya. Yang bisa orang tua lakukan adalah membantu anak membangun dan memelihara rasa ingin tahu itu, terutama saat anak berusia 1-5 tahun.
 
Setelah bayi lahir, pertumbuhan otak anak berkembang 80 persen hingga usianya 3 tahun dan terbentuk sempurna di usianya yang ke-5. Saat itu, jaringan koneksi otaknya terbentuk dan aktif sehingga mampu menyerap informasi maupun merespon stimulasi baru dengan kecepatan dua kali lebih cepat dari orang dewasa.
 
Itulah mengapa, masa balita berusia 1-5 tahun disebut sebagai masa periode emas atau golden age.  Masa ini tentunya tidak akan terulang, sehingga sebaiknya orang tua selalu berusaha untuk mengoptimalisasi kecerdasan anak di masa tersebut melalui pola asuh dan berbagai stimulasi yang tepat. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa cara berikut:
  1. Berikan contoh. Ke mana pun Anda dan anak bepergian, bertanyalah dengan keras mengenai apa yang Anda dan anak temukan di sana. Misalnya, “Bagaimana burung bisa terbang, ya?” “Lebih tinggi mana ya, gedung yang ini atau yang itu?” Hal ini akan mendorong anak untuk ikut bertanya.
  2. Manfaatkan hal yang disukainya. Anak belajar lebih banyak melalui kegiatan yang menarik perhatian dan imajinasi mereka. Jika ia suka musik, sering-sering lah memainkan musik kesukaannya, buat dan mainkan instrumen sendiri, dan dansa bersamanya.
  3. Sebelum menjawab, tanya kembali apa pendapatnya mengenai topik yang ia tanyakan. Hal ini bertujuan untuk mencari tahu pemahaman awal yang ia miliki, jadi Anda dapat mencari tahu cara yang tepat untuk mengembangkan pemikiran dan gagasannya, melihat minatnya, serta petunjuk mengenai kebutuhan batinnya. Dengan demikian, Anda dapat memberikan stumulasi yang tepat.
  4. Jawab pertanyaan dengan sederhana dan jelas sesuai perkembangan usianya. Misalnya, daripada mengatakan “Air sungai mengalir dari hulu ke hilir” lebih baik menggantinya menjadi“Air sungai mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.” Dengan demikian, keingintahuan awalnya tidak teralihkan dengan jawaban Anda yang tidak dimengertinya.
  5. Gunakan buku dengan gambar menarik untuk anak. Jika sulit bagi Anda menjawab pertayaan anak, cari buku yang bisa menjawabnya. Sesuaikan buku dengan usia anak dan lebih baik pilih yang memiliki warna dan visual yang menarik. Hal ini dapat membuat anak lebih tertarik untuk belajar dan biasanya mendorongnya lebih cepat mengerti.
  6. Ciptakan lingkungan yang menarik. Anak selalu penasaran dengan apa yang ada di sekitar mereka, jadi buatlah lingkungannya semenarik mungkin. Misalnya dengan menempel poster warna tentang nama-nama hewan, bentuk, kendaraan, alphabet, dll, atau cat ruang bermainnya dengan cat warna-warni.
  7. Main di luar. Bawa kota, balok, air, panci, sekop, pasir, dan mainan apapun yang bisa digunakan secara imaginatif bersama anak. Jangan beritahukan apa yang harus dilakukannya, namun ajak ia bermain peran dengan benda-benda tersebut. Biarkan keingintahuan anak yang menjadi pembimbingnya.
  8. Temukan learning buddy yang menyenangkan. Memiliki “teman bermain” mengajar anak berdiskusi, bersosialisasi, dan bekerja sama. Anak juga memiliki motivasi untuk menyelesaikan tantangan/masalah dan menumbuhkan jiwa kompetitifnya. Dan satu lagi, belajar menjadi sangat menyenangkan karena anak tidak merasa sendirian.
 
Untuk membantu mengasah rasa ingin tahu anak, Anda dapat mengenalkannya dengan Shimajiro. Ia adalah karakter edukatif nomor satu di Jepang yang aktif, selalu ingin tahu tentang banyak hal, dan senang mencoba sesuatu yang baru.
 
Bersama Shimajiro, anak bisa belajar sambil bermain melalui Ruang Ingin Tahu Shimajiro yang bertujuan merangsang rasa ingin tahu anak-anak Indonesia dengan membiasakan mereka bertanya dan mencoba hal-hal baru. Di #RuangInginTahuShimajiro, Shimajiro bisa menjadi teman bermain dan belajar (learning buddy) yang bisa mengembangkan rasa ingin tahu dan mencari tahu jawaban bersama anak, meningkatkan motivasi belajar, serta membangun hubungan anak dengan orang tua.

Selain Shimajiro, di Ruang Ingin Tahu Shimajiro juga ada Kak Rini, teman Shimanjiro, yang bertindak sebagai narasumber dan membantu menjawab pertanyaan. Di sini, Anda sebagai orang tua juga bisa belajar bagaimana cara menghadapi pertanyaan menggemaskan atau kadang membingungkan dari anak-anak.
 
Anak juga dapat bermain sambil belajar melalui Tantangan Shimajiro. Shimajiro akan mengajak anak mencoba berbagai macam tantangan sederhana dan aman untuk dilakukan di rumah.
 
Yuk, segera ajak anak mengasah rasa ingin tahunya di Ruang Ingin Tahu Shimajiro.

Webtorial

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Manfaat Bermain dalam Kotak

Permainan keluar masuk kotak, bagi anak akan mambantunya melatih koordinasi gerak tubuh, mengajarkan konsep di dalam dan di luar ruang. Rasa percaya diri anak pun akan tumbuh. ... read more