7 Penyebab Kematian Bayi yang Dapat Dicegah

 

Foto: shutterstock


Angka kematian bayi di Indonesia pada 2017 tercatat 24/1.000 kelahiran hidup. Sudah menurun dibanding dua tahun sebelumnya. 

 

Angka tersebut masih tergolong tinggi bila target yang ingin dicapai dan dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sebanyak 102/100.000 kelahiran hidup. 

 

Penyebab kematian bayi di Indonesia dan di dunia adalah beberapa penyakit dan gangguan kesehatan pada bayi usia 0 sampai 28 hari atau neonatal. 

 

1. Lahir prematur. Indonesia menempati urutan ke 5 tertinggi di dunia untuk kasus bayi lahir prematur. Yaitu sebesar 675.700 kelahiran. Menurut RISKESDAS 2018 sebanyak 48 kelahiran prematur disebabkan oleh ibu yang menderita anemia selama hamil.  Kelahiran prematur menyumbang kematian nomor 2 terbanyak  setelah penyakit infeksi.

 

Bayi disebut prematur bila lahir berusia kurang dari 37 minggu. Penyebabnya adalah plasenta previa, preeklampsia, pertumbuhan janin terhambat, infeksi selaput pembungkus janin, dan cairan ketuban berlebihan.

 

Penanganan: Bayi dimaksukkan ke dalam inkubator untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Bayi diberi ASI untuk merangsang sistem imun tubuhnya. Sifat ASI yang mudah diserap membantu organ pencernaannya. 

Pencegahan: Menjaga dan merawat kehamilan secara optimal yaitu menerapkan pola makan dengan gizi seimbang, menjauhi asap rokok, polusi udara, serta polutan lingkungan yang bila diserap tubuh ibu hamil dapat mengakibatkan kelainan tumbuh kembang janin. 

 

2. Asfiksia neonatorum. Yaitu kondisi bayi tidak mendapatkan oksigen selama proses dilahirkan. Penyebabnya antara lain riwayat gawat janin sebelum lahir seperti kelainan tali pusat, ibu preeklampsia, ketuban pecah dini dan bayi lahir prematur. 

 

Gangguan ini menyebabkan bayi tidak dapat bernapas spontan dan menangis saat lahir, sehingga menghambat aliran oksigen ke otak. Fungsi sel-sel otak terganggu bahkan bisa mati yang mengakibatkan bayi meninggal. Menurut catatan Kementrian Kesehatan RI 2016 asfiksia masih menjadi penyebab kematian bayi baru. 

 

Penanganan: Pemberian oksigen pada bayi baru lahir yang tidak menangis dan usaha pernapasan yang optimal.

Pencegahan: Menghindari penyebab asfiksia.

 

3. Lahir dengan kelainan bawaan. World Health Organization (WHO) menyebut, lebih 8 juta bayi di seluruh dunia lahir dengan kelainan bawaan. Sebanyak 2,68 juta kematian bayi, 11.3% diantaranya akibat kelainan bawaan seperti kelainan kromosom dan faktor lingkungan selama ibu hamil, misalnya tercemar bahan kimia berbahaya dan infeksi kuman penyakit, dan parasit penyebab toksoplasmosis.

Penanganan: Melakukan analisis kromosom pada bayi dan kedua orang tuanya untuk melihat apakah kelainan kromosom itu merupakan kelainan yang diturunkan dari salah satu orang tua akibat terjadi penyimpangan saat hamil. 

Pencegahan: Sebelum memutuskan untuk hamil lakukan pemeriksaan kromosom di laboratorium untuk mengetahui adanya risiko penyakit genetik yang diturunkan. Mengerapkan pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimgang.

 

Penyakit-penyakit Infeksi

 

1. Pneumonia. Penyakit yang menyerang paru-paru yang bisa terjadi karena kantung ketuban pecah sebelum waktunya, yang mengakibatkan infeksi pada cairan tersebut. Paru-paru janin terinfeksi karena menghirup cairan yang terinfeksi. Di Indonesia kasus pneumonia sebanyak 30-45 kasus per 1.000 anak setiap tahun. Penyebabnya adalah bakteri streptococcu pneumonia yang terpapar pada bayi selama proses kelahiran berlangsung. 

 

Penanganan:

- Pemberian antibiotik golongan kotrimoksazol, amoksisilin, ampisilin, klindamisin, dan penisilin bila disebabkan oleh bakteri.

- Bila disebabkan oleh virus, penanganannya adalah dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi agar mampu melawan virus. Misalnya dengan memberikan ASI untuk bayi di atas usia 6 bulan, dan jus buah dengan vitamin C. 

- Bila disebabkan jamur atau parasit pananganan dilakukan denga memberinya obat anti jamur. 

Pencegahan: Memberikan vaksin haemophius influenzs tipe B (HIB), pneumococcus (PVC), pertussis dan vaksin campak. Selan itu pemberian ASI eksklusif dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi. 

 

2. Tetanus neonatorum. Yaitu penyakit yang menyerang susunan saraf pusat bayi usia 0 - 1 bulan. Penyakit ini juga dikenal dengan lokjaw karena sala satu gejalnya adalah mulut bayi sulit dibuka, seperti terkunci akibat kekakuan otot di sekitar rongga mulut dan rahang. Bayi jadi sulit mengisap ASI dan mengalami kejang-kejang. Penyakit ini sering disebabkan pemotongan tali pusat yang tidak bersih dan bisa terjadi di rumah. Penyebabnya adalah bakteri clostridium tetani. 

 

Penanganan: Memberikan immunoglobulin tetanus yang brperan dalam peningkatan toksin yang masih bebas. Selain itu memberikan obat untuk mengatasi kekakuan yang terjadi pada otot-otot termasuk otot di sekitar rongga mulut. Misalnya obat golongan benzodiazepine yang bersifat membantu melemaskan otot.

Pencegahan: Pemberian imuniasis tetanus toksoid (TT) pada ibu sebanyak 2 kali selama kehamilan dalam jarak waktu paling sedikit satu bulan. Vaksinasi tetanus saat bayi berusia 3 bulan diulang 3 kali. Vaksinasi dasar biasanya diberikan bersamaan dengan vaksinasi difteri dan pertusis. 

 

3. Sepsis neonatorum. Penyakit yang banyak menyerang bayi baru lahir dann bayi berusia kurang dari 1 bulan. Infeksi ini dapat menyerang salah satu organ atau sistem tubuh secara keseluruhan. Penyebabnya bakteri di saluran dan organ genital ibu saa bayi lahir sampai 7 hari. Sedangkan pada bayi berusia 7 - 30 hari penyebabnya adalah bakteri di saluran dan organ genital ibu, peralatan bersalin yang tidak steril , dan terpapar orang dewasa yang sakit. Gejalanya antara lain bayi tidak bertenaga, tidak mau menyusu, badan cenderung dingin akibat suhu tubuh rendah, demam tanpa sebab yang jelas, muntah-muntah, kejang dan tampak gelisah.

 

Penanganan: Diberikan antibiotik bila penyebabnya adalah bakteri  selama 10 -14 hari. Untuk mengetahui jenis infeksinya harus dilakukan pemeriksaan kultur di laboratorium.

Pencegahan: Pemeriksaan kehamilan secara teratur sehingga kemungkinan adanya risiko infeksi serta bayi lahir prematur dapat diketahui dini. Bayi prematur berisiko terinfeksi karena lemahnya sistem kekebalan tubuhnya. 

 

4. Diare. Sering menyerang bayi bari lahir.  Sebesar 60-70% diare disebabkan oleh infeksi rotavirus. Selain itu juga bisa disebabkan oleh bakteri, alergi susu sapi, dan keracunan makanan saat bayi diberi makanan padat. 

 

Penanganan: Pemberian ASI. Untuk bayi di atas usia 6 bulan pemberian cairan pengganti elektrolit harus atas rekomendasi dokter anak.

Pencegahan: Jaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum memegang bayi. Ibu menyusui juga perlu membersihkan puting susunya dengan ASI sebelum menyusui. Simpan ASI perah di tempat yang bersih. Mencuci botol atau feeder bekas pakai harus dilakukan dengan benar.

Baca juga:
- Brugada Syndrome, Kelainan Jantung Penyebab Kematian Bayi
- 5 Hal Tentang Kematian Bayi Mendadak

 



Artikel Rekomendasi