Ajak Bayi dan Balita Mengobrol 2 Menit untuk Menyerap Kata Baru

 


Foto: Pixabay

 

Anak-anak juga merasakan emosi yang sama seperti orang dewasa. Namun, mereka belum memiliki keterampilan bahasa untuk mengekspresikan perasaannya. Padahal semua orang perlu ‘meluapkan’ emosi yang kuat seperti frustrasi, kegembiraan, gugup, sedih, cemburu, khawatir, takut, marah dan malu melalui bentuk komunikasi lain. Oleh karena itu, penting untuk melatih keterampilan bahasa si kecil agar dapat mengekspresikan diri sehingga nantinya bisa tumbuh menjadi orang dewasa yang berempati dan rasional.

Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa rata-rata balita belajar delapan kata sehari. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Pediatrics, frekuensi percakapanbukan sekadar paparan kata-kata—anak dengan orang dewasa sangat membantu kemampuan keterampilan bahasa dan IQ si kecil pada satu dekade kemudian.

Percakapan harus dilakukan meski si kecil menghabiskan lebih dari setengah waktu mereka bersama pengasuh maupun anggota keluarga lain bahkan di tempat penitipan anak apabila tidak bersama orang tuanya. Lingkungan harus menyadari hal ini sebagai periode penting untuk perkembangan si kecil sehingga frekuensi percakapan harus menjadi fokus para orang dewasa.

Sebuah studi melakukan penelitian selama 10 tahun tentang percakapan antara bayi dan orang dewasa yang dimulai saat bayi baru lahir dan memantaunya sebulan sekali selama 12 jam sehari pada periode enam bulan sejak lahir hingga bayi berusia 36 bulan. Para peneliti kemudian memberikan tes bahasa dan kognitif kepada anak-anak yang berusia 9 – 13 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia 18 – 24 bulan adalah periode waktu paling penting untuk keterampilan kognitif, penalaran, dan bahasa yang kuat dalam kehidupan anak.

Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa membangun kosa kata yang kuat selama rentang waktu tersebut bermanfaat untuk membekali anak ketika beranjak dewasa, yaitu membantu mereka menjadi orang dewasa yang rasional dengan kecerdasan emosional tinggi serta mampu menangani konflik.

Jill Gilkerson, Direktur Senior Penelitian dan Evaluasi di LENA Research Foundation, sebuah organisasi nirlaba di Colorado di AS, mengatakan bahwa orang dewasa cenderung menyerap lebih banyak informasi ketika terlibat dalam percakapan, daripada sekadar diajak bicara atau mendengarkan orang berbicara. “Hal sama terjadi pada bayi dan balita. Jika dilibatkan dalam percakapan, maka mereka lebih cenderung memerhatikan."

Penelitian lain juga telah menemukan bahwa tingkat paparan kata-kata, baik kata kerja maupun kata sifat, yang ditangkap oleh anak berusia 18 – 36 bulan bisa memprediksi IQ balita pada usia tiga tahun. Bahkan, sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Harvard dan Institut Teknologi Massachusetts, yang diterbitkan dalam Journal of Neuroscience, menemukan bahwa anak-anak yang terlibat dalam percakapan dengan orang dewasa—ya, termasuk ocehan percakapan tanpa makna yang dilakukan bayi—memicu aktivasi lebih besar pada area otak yang berhubungan dengan produksi dan pemahaman bicara.

Penulis utama studi ini, Rachel Romeo, menjelaskan bahwa kualitas interaksi antara balita dan orang dewasa memberikan pondasi yang sempurna untuk keberhasilan akademik di kemudian hari. "Bahasa adalah satu-satunya prediktor terbaik tentang perkembangan si kecil di usia prasekolah hingga sepanjang masa sekolah formal." FYI, keahlian bahasa yang baik membantu meningkatkan keterampilan membaca, keterampilan matematika, dan keterampilan sosial.

Untuk mengasah kemampuan berbahasanya, Bunda dan Ayah bisa memulainya sejak bayi lahir. Biarkan si kecil merespons Anda melalui ekspresi non-verbal dan verbal. Para ahli merekomendasikan agar orang tua menyisihkan dua menit sehari untuk memerhatikan apa yang sedang diserap si kecil dan mengomentari hal ini untuk merangsang percakapan. Bagaimana mengetahui bayi merespons dengan baik? Terapkan aturan serba-lima, yaitu butuh waktu tidak lebih dari lima detik dalam melakukan percakapan dua arah dan setidaknya harus terjadi lima pertukaran bersifat dua arah antara isyarat dari bayi atau balita dengan respons orang tuanya. Selamat mencoba!


PRIMA SOERATNO 


Baca juga:

Cara Mudah Memancing Kata Pertama Bayi
Yuk, Tularkan Kebiasaan Membaca Buku Sejak Anak Berusia 4 Bulan!

 

 



Artikel Rekomendasi