Demam Saat Hamil, Apakah Berbahaya?

 

Foto: Dok. Shutterstock


Kondisi hamil memang rentan mengalami sakit karena sistem imun ibu tengah ditekan oleh kondisi alami saat hamil. Ibu hamil yang mengalami demam pun patut selalu waspada, karena demam bisa mengindikasikan adanya reaksi tubuh terhadap infeksi penyakit.

"Betul. Saat hamil ibu akan mudah sakit karena sistem imun Anda secara alami tengah ditekan," ujar Dr. Alyssa Dweck, MS, MD, FACOG., Dokter Spesialis Obgyn dari Mount Kisco, New York, Amerika Serikat, sebagaimana dilansir dari laman Parents.
 
Berikut beberapa penyebab paling sering terjadi pada ibu hamil yang mengalami demam.
 
1/ Infeksi Saluran Kemih
Sebagian besar ibu hamil mengalami infeksi saluran kemih - termasuk uretra, kandung kemih, dan ginjal - berisiko terinfeksi bakteri saat hamil karena kondisi imun yang kurang baik. Saat masih menginfeksi saluran kemih, sebaiknya segera dilakukan pengobatan agar tidak berlanjut ke ginjal yang dapat menyebabkan infeksi lebih berat. Beberapa kasus ISK yang tidak segera diobati, memicu terjadinya bayi lahir dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, dan sepsis - respons tubuh ekstrim akibat infeksi yang dapat berisiko kematian.
 
2/ Influenza
Penyakit yang biasanya terasa ringan saat kondisi normal, bisa menjadi penyakit cukup mengganggu saat hamil. Dikatakan dokter Alyssa, orang hamil yang mengalami influenza bisa mengalami gejala cukup berat, seperti demam, batuk, pusing, nyeri, mual hingga muntah. Buruknya lagi, ibu hamil rentan terinfeksi virus influenza. Berdasarkan saran para ahli, ibu hamil yang terkena influenza sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter, istirahat cukup, dan penuhi kebutuhan cairan. Hindari minum obat flu dijual bebas tanpa berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah komplikasi dalam kehamilan.
 
3/ Infeksi Saluran Pernapasan Atas dan Batuk Pilek
Bagi ibu hamil yang terkena ISPA maupun batuk pilek (tanpa indikasi terinfeksi virus influenza), umumnya akan sembuh dalam 3 hingga 14 hari. Jika ibu hamil yang merasa demam, mengalami batuk dan pilek namun tidak sembuh-sembuh hingga lebih lama dari itu, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter untuk melihat apakah ada infeksi lain yang lebih serius sedang terjadi.

4/ Infeksi Pencernaan
Ibu hamil yang mengalami demam diikuti diare dan mual muntah kerap diidentikkan dengan infeksi saluran pencernaan. Kondisi ini perlu diwaspadai dan harus segera mendapatkan penanganan. Ingat, dehidrasi dapat memicu kontraksi, persalinan prematur, dan efek samping lain seperti tekanan darah rendah, pusing, lemah, pingsan, dan pada kasus yang parah dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.
 

Beberapa Penyebab Demam Cukup Serius 

1/ Chorioamnionitis atau infeksi membran amniotik maupun korionik sering disebut juga sebagai infeksi air ketuban dan plasenta. Infeksi di sekitar janin ini menyebabkan ibu hamil mengalami gejala demam disertai jantung berdebar, keringat berlebih, rahim kencang, dan keputihan tak biasa. Jika ibu hamil mengalami ini, dokter akan meresepkan antibiotik serta mempertimbangkan persalinan segera. Bayi yang dilahirkan juga akan diberikan antibiotik sesuai indikasi.

Apabila ibu hamil mengalami demam tidak mendapatkan pertolongan, ibu bisa mengalami infeksi seputar pelvis dan perut dalam, endometritis, juga pembekuan darah yang mengancam keselamatan. Bayinya juga dapat mengalami sepsis, meningitis dan masalah pernapasan.
 
2/ Septic abortion atau infeksi dalam rahim akibat proses aborsi yang kurang terjaga kebersihannya. Ketika ibu hamil lagi pasca-aborsi, ia bisa mengalami demam disertai nyeri perut, kram perut, perdarahan vagina hingga sakit punggung pada trimester pertama. Jika ibu hamil mengalaminya, ia perlu diberikan antibiotik dan dokter akan memastikan infeksi tertangani. Jika dibiarkan saja, ibu bisa mengalami syok yang fatal, tekanan darah turun drastis, suhu badan turun di bawah rata-rata, hingga kesulitan bernapas.
 
3/ Listeria atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri listeria monocytogenes, biasanya disebabkan makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri. Gejala awal infeksi bakteri listeria di antaranya demam, nyeri otot, mual dan diare. Gejala dapat muncul beberapa hari hingga 2 bulan setelah mengonsumsi makanan terkontaminasi. Jika infeksi menyebar ke sistem saraf, dapat menimbulkan sakit kepala, leher kaku, linglung, hilang keseimbangan, hingga kejang. Ibu hamil juga akan berisiko keguguran, melahirkan prematur.  Selain itu, janin juga bisa terinfeksi, bahkan juga bisa mengalami bayi lahir sudah meninggal dunia.   (LAI)
 

 



Artikel Rekomendasi