Penting, Cek Kromosom Sebelum Hamil

 


Di Indonesia, tes kromosom memang belum lazim dilakukan pasangan yang baru menikah. Sikap sudah saling percaya satu sama lain, merasa sungkan, tidak ingin mendahului kehendak Tuhan, atau takut berpisah dengan pasangan, biasanya menjadi faktor penyebab orang enggan melakukan tes kromosom.

Kromosom  merupakan bangunan dasar kehidupan manusia yang berisi berbagai gen turunan yang disimpan dalam bentuk DNA. Pada manusia normal, jumlah kromosomnya 46. Sebanyak 23 kromosom diturunkan dari ayah,  23 kromosom berasal dari ibu. Setengah dari setiap kromosom ayah maupun ibu membawa genetik dari orangtua masing-masing.

Apa yang terjadi jika jumlah kromosomnya bukan 46? Pada ibu hamil berpotensi mengalami keguguran berulang kali. Sementara, kelainan kromosom pada janin akan menyebabkan timbulnya berbagai kondisi serius sejak di dalam kandungan.

Berikut ini kondisi serius pada janin yang ditimbulkan akibat kelainan kromosom pada orang tua:

Down Syndrome
Menurut data WHO, setiap tahunnya terdapat 3.000 hingga 5.000 kelahiran bayi down syndrome di seluruh dunia. Sementara, di Indonesia terdapat 300 ribu kasus kelahiran bayi down syndrome. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan kasus cacat lahir lainnya seperti tuna netra, tuna rungu, tuna daksa, dan bibir sumbing.

Janin yang dideteksi memiliki 47 kromosom, setelah lahir akan mengalami down syndrome yang tidak bisa disembuhkan seumur hidupnya. Down Syndrome ini menyebabkan anak memiliki IQ rendah dan kelainan pada bentuk fisik. Misalnya bentuk wajah mongoloid, ukuran kepala kecil, kulit keriput, hingga yang tidak terlihat yaitu anak mengalami gangguan tiroid atau kelainan jantung.

Down Syndrome bukan penyakit, karena itu tidak ada obatnya. Perlu usaha dan tekad yang keras dari orang tua anak Down Syndrome agar anaknya dapat mandiri.

Edward Syndrome
Kasus anak lahir dengan edward syndrome cukup langka di Indonesia. Kebanyakan anak dengan edward syndrome akan meninggal sesaat setelah dilahirkan. Bagi yang dapat melewati 30 hari pertama kelahirannya, sebanyak 36% dapat bertahan hingga usia satu tahun. Sementara, 10 % lainnya hanya dapat hidup hingga usia 10 tahun.

Anak dengan edward syndrome memiliki ciri fisik yang khas. Di antaranya, kepala yang kecil, tulang belakang kepala yang menonjol, tidak memiliki kuku, hidung datar, berat badan jauh di bawah rata-rata. Selain itu, memiliki kelainan jantung dan kelainan pada organ tubuh lainnya.

Patau Syndrome
Masih ingatkah Anda dengan Adam Fabumi? Bayi lucu yang sempat viral di dunia maya ini terkena Trisomi 13, yaitu kelainan pada kromosom ke 13. Nama lainnya yaitu patau syndrome.

Patau Syndrome menyebabkan bayi memiliki kelainan fisik yang khas, misalnya ukuran kepala yang kecil, bibir sumbing, jumlah jari tangan, dan kaki yang berlebih hingga kelainan jantung bawaan.

Bayi dengan Patau Sydrome dapat didiagnosa sejak masih di dalam kandungan. Kebanyakan janin akan meninggal sebelum dilahirkan. Jika bayi tetap hidup saat dilahirkan, kemungkinan hidupnya kecil. Sebanyak 90% bayi dengan edward syndrome meninggal sebelum usianya genap satu tahun.

Seperti halnya Adam Fabumi. Meskipun, orang tuanya berusaha gigih agar Adam tetap hidup, namun tepat di usia 6 bulan, Adam menghembuskan nafas terakhirnya. 


Sekarang, Anda sudah mengerti, kan, betapa pentingnya Anda dan pasangan melakukan tes kromosom? Saat Anda dan suami mempersiapkan kehamilan, jangan hanya fokus pada intensitas hubungan seks maupun makanan yang harus dikonsumsi agar cepat hamil. Lakukan tes kromosom, agar Anda dan suami dapat mengetahui kondisi bakal calon janin kelak dan riwayat penyakit yang akan diturunkan.

Maria Soraya Az Zahra

 

 



Artikel Rekomendasi