Penyebab Kulit Bayi Sensitif dan Sering Bermasalah

 

Penyebab Kulit Bayi Sensitif dan Sering Bermasalah (Foto: Freepik)

Kulit bayi baru lahir sangat halus dan lembut, tapi juga amat sensitif. Dalam beberapa bulan pertama, berbagai masalah kulit rentan dialami oleh bayi, mulai dari iritasi, ruam, cradle cap, mengelupas, hingga bercak-bercak merah. Sebagian kondisi tersebut tak jarang membuat bayi rewel karena merasa tak nyaman. 

Menurut dokter spesialis kulit dan kelamin dr. Arini Widodo, Sp.KK, kulit bayi memang berbeda dengan orang dewasa. Kulit bayi sangat mudah terkena masalah karena kondisinya yang belum matang. 

"Kulit bayi itu belum kuat. Makanya kita selalu bungkus bayi dengan selimut, itu karena kulitnya belum kuat untuk mengatasi suhu yang terlalu berbeda. Tadinya kan dia berada di dalam kandungan," kata dr. Arini dalam acara Instagram Live @ayahbunda yang didukung oleh Johnson's Baby, 17 Juli 2020. 

Sebelum bayi lahir, bayi hidup di lingkungan yang berair di dalam rahim ibu. Begitu keluar, bayi harus berhadapan dengan lingkungan yang berbeda dengan lingkungan rahim. Sehingga di bulan-bulan pertama kelahirannya, kata dr. Arini, kulit bayi masih harus beradaptasi terhadap suhu, udara, dan kelembapan.

Baca juga: Perawatan Kulit Bayi yang Benar

"Saat bayi di dalam perut, lingkungannya kan air. Dia berenang-renang di dalam perut Bunda. Jadi dia lingkungannya sangat terhidrasi, kulitnya tinggal di dalam air. Kemudian setelah dia lahir, dia harus beradaptasi karena lingkungan luarnya kering," kata dr. Arini. 

Selain itu, kondisi kulit bayi baru lahir juga dipengaruhi oleh imunitas, pengaturan PH dan regulasi kulit. Jika diperhatikan, kulit bayi juga sangat tipis sampai-sampai pembuluh darah di bawah lapisan kulitnya bisa terlihat. Tipisnya kulit bayi ini dikarenakan sel-sel yang membentuknya pun masih tipis. 

 
Kulit bayi dibungkus dengan selimut untuk mengurangi penguapan yang terlalu cepat. Foto: Freepik

"Sebab sel-selnya lebih tipis, penguapan airnya juga lebih tinggi. Makanya kita selalu memakaikan bayi, baju lengan panjang, kita bungkus dengan selimut, karena penguapan airnya lebih cepat," ujar dr.  Arini.

Selanjutnya, dr. Arini menjelaskan bahwa kadar keasaman atau PH dan melanosit kulit bayi lebih tinggi. "Melanosit adalah sel pigmen. Makanya kulit bayi cenderung lebih putih ketimbang orang dewasa. Kelenjar keringatnya juga kurang aktif. Makanya kita tidak pernah melihat bayi keringatan, 'kan?" kata dr. Arini.

Baca juga: Masalah Kulit yang Bisa Diatasi Hanya dengan Pelembap

Dengan anatomi dan fisiologi tersebut, kulit bayi lebih sensitif dibanding kulit orang dewasa. Karenanya, dr. Arini menyarankan agar sangat berhati-hati dalam memakaikan produk ke kulit bayi. Sebab, kulit bayi sangat mudah menyerap bahan-bahan yang dioleskan ke permukaan kulitnya. 

Kondisi sensitif tersebut baru akan berkurang saat bayi berumur satu tahun. "Jadi dia kulitnya belum matang. Baru akan menjadi matang setelah satu tahun, yaitu setelah melewati masa bayi," ujar dr. Arini.  

Anda dapat menyaksikan video tentang Masalah Kulit Bayi dan Perawatannya di Instagram @ayahbunda_

ALI

 

 



Artikel Rekomendasi