Jangan Abaikan Hak Privasi Anak di Medsos, Kata Ahli Siber

 

Foto: Freepik
Orang tua mengunggah foto anak di media sosial sudah dianggap sebagai hal yang lumrah. Tak sedikit orang tua yang memamerkan momen atau gaya lucu si kecil dalam akun Instagram. Mereka berpikir sepertinya terlalu sayang jika potret anak hanya disimpan sendiri di memori ponsel. 

Namun, sebuah lembaga keamanan siber di Australia, eSafety Commissioner, berpendapat bahwa aktivitas tersebut boleh-boleh saja dilakukan. Tapi sebaiknya orang tua meminta persetujuan anak terlebih dahulu sebelum merilis fotonya yang akan dilihat banyak orang di media sosial.

Seperti dikutip dari situs Dailymail, Rabu, 12 Februari 2020, aturan tersebut dirilis oleh eSafety Commissioner dalam bentuk buklet sebagai panduan keamanan beraktivitas di dunia maya. 

"Sebelum Anda mengambil foto diri anak, mintalah izin mereka sejak usia dini. Lakukan hal yang sama saat Anda akan membagikan foto itu atau menulis sesuatu tentang mereka di media sosial," bunyi penjelasan dalam panduan tersebut.

"Berhati-hatilah dengan apa yang Anda bagikan secara online tentang anak Anda, karena ini dapat menjadi bagian dari jejak digital (digital footprint) mereka selamanya," kata buklet itu.

Baca juga: Aturan Posting Foto Bayi Baru Lahir ke Medsos

Orang tua juga didorong untuk menumbuhkan kebiasaan penggunaan internet yang sehat dan positif kepada anak, sebagai bentuk kepedulian terhadap keamanan pribadi.

Menurut Julie Inman Grant, Komisaris eSafety, baik orang tua maupun pendidik perlu mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi jika terlalu banyak membagikan informasi tentang anak di media sosial. 

"Dengan melibatkan anak-anak sejak dini, kita dapat menumbuhkan kebiasaan yang sehat dan membangun ketahanan dan pemikiran kritis yang akan mereka butuhkan jika orang asing dengan niat jahat mencoba untuk mengumpulkan gambar mereka secara online - atau jika mereka ingin membagikan foto teman secara online. Dan kami telah melihat ini bisa terjadi pada anak-anak semuda tiga tahun,” kata Julie. 

Di Indonesia sendiri, saran terkait membagikan konten anak di media sosial sudah sering digaungkan oleh pakar. Pengamat media sosial, mendiang Nukman Luthfie pernah menyoroti isu tersebut. 

Menurut Nukman, orang tua sebaiknya tidak 'semena-mena' memamerkan anak ke ruang publik media sosial. Belum mampunya anak mengambil keputusan dan menyatakan penolakan semestinya bukan alasan bagi orang tua untuk tidak mempertimbangkan privasinya. 

"Padahal suatu saat, jika anak bayi itu sudah besar, bisa saja ia bilang enggak suka. Menurut mama lucu, tapi menurut saya (anak) enggak lucu," ujar Nukman beberapa waktu lalu.

Jika kembali ke pertanyaan haruskah orang tua meminta izin pada anak ketika akan membuat jejak digital mereka di dunia maya? Jawabannya bisa tergantung usia anak. Untuk anak-anak yang sudah cukup besar, dapat ditanyakan, 'Nak, maukah kamu difoto?', 'Bolehkah Bunda share video kamu di Instagram?'

Meski anak sudah bisa menjawab 'ya' atau 'tidak', tetapi mereka belum memahami efek jangka panjang. Sehingga di sini, kebijakan Anda sebagai orang tualah yang diperlukan. Seperti kata Nukman, apa yang lucu menurut orang tua mungkin memalukan di mata anak, bisa dijadikan pegangan. Selain itu, prinsip-prinsip dan nilai kepantasan juga sebaiknya tidak diabaikan dalam melibatkan anak bersosialisasi di dunia maya. 

Baca juga: Pro dan Kontra Mengumumkan Kehamilan via Media Sosial


(Alika Rukhan)

 



Artikel Rekomendasi