Anak Berkebutuhan Khusus, Siapa Saja Mereka?

 

Foto: shutterstock
 

Kebutuhan khusus adalah istilah umum untuk beragam diagnosis dari yang bisa sembuh hingga yang anak menjadi tantangan. Dari yang ringan sampai yang berat.

 

Kalau kita mendengar “Oh, anaknya berkebutuhan khusus si ibu itu.” Kalimat ini mungkin belum menjelaskan apa-apa. Anak berkebutuhan khusus (ABK) mengalami keterlambatan perkembangan, memiliki masalah pada kondisi kesehatannya, bermasalah pada kondisi kejiwaannya, atau ada kelainan bawaan. Kebutuhannya yang khusus itu butuh akomodasi agar potensinya dapat dikembangkan.

 

Sebutan ‘berkebutuhan khusus’ ini berguna, supaya anak mendapatkan layanan yang dia butuhkan. Dengan sebutan itu pula, orang tua dapat menetapkan tujuan yang tepat ketika memberikan stimulasi dan megoptimalkan potensinya. Sebutan ‘berkebutuhan khusus’ penting bagi orang tua untuk memeroleh pemahama tentang anak dan tekanan yang mungkin akan dihadapi.

 

Tantangan dan kekhawatiran 

Kebutuhan khusus didefinisikan sebagai  ‘milestone apa yang tidak dapat dicapai oleh anak’. Setiap orang tua punya cara untuk beradaptasi dengan kondisinya masing-masing. Ada yang meratapi potensi anak yang hilang karena kondisinya, ada juga keluarga yang menemukan bahwa tantangan ini bisa membuahkan sesuatu yang manis karena kelemahan sering disertai dengan kekuatan yang lain.

 

Keluarga yang memiliki ABK sekilas tampak sama. Mereka mempunyai kekhawatiran. Tetapi keluarga yang mempunyai anak terlambat perkemangannya, punya kekhawatiran yang berbeda dengan keluarga yang mempunyai anak berpenyakit kronis. Orang tua yang punya anak berpenyakit kronis, kekhawatirannya juga berbeda dengan keluarga yang memiliki anak dengan masalah mentalnya, masalah belajar, atau perilaku. 

 

Yuk, kita pahami siapakah anak berkebutuhan khusus itu

- Anak dengan masalah kesehatan. Misalnya lahir dengan kanker, lahir dengan kelainan jantung, kekakuan otot dan sebagainya. Termasuk kondisi kronis lainnya adalah asma dan diabetes, cerebral palsy, dwarfisme (cebol dengan tinggi badan tidak lebih dari 12o cm), alergi makanan dan obesitas. 

 

Seringnya anak menjalani tes darah dan lain-lain, menjalani rawat inap di rumah sakit, menggunakan peralatan medis dan akomodasi untuk menopang aktivitasnya - merupakan kebutuhan yang harus diberikan. Orang tua perlu membangun support system untuk menghadapi segala ketidakpastian.

 

- Masalah/gangguan  perilaku. Termasuk masalah perilaku adalah ADHD (attention deficit and hyperactivity disorder - gangguan perilaku hiperaktif), gangguan spektrum alkohol janin (fetal alcohol syndrome disorder), disfungsi integrasi sensorik, dan sindrom tourette memerluka strategi khusus sesuai kebutuhan mereka. Masalah perilaku dapat meningkatkan masalah perilaku mereka di sekolah kelak. Sebagai orang tua, kita harus fleksibel, kreatif dan sabar. 

 

- Masalah perkembangan. Masalah pada perkembangan anak, yang mengubah visi orang tua tentang masa depan. Masalah perkembangan ini memberi kesulitan pada orang tua dalam merawat dan mendidik anak. Diagnosa seperti autisma dan sindroma Down membuat anak-anak ini diberi stigma. Orang tua seringkali berjuang habis-habisan agar anak dengan masalah perkembangan bisa mendapatkan terapi, layanan, sekolah dan inklusi yang seharusnya didapat oleh anaknya. 

 

- Gangguan belajar. Yaitu anak-anak dengan kesulitan belajar seperti disleksia dan gangguan pada pemrosesan pendengaran (APD). Anak-anak dengan gangguan belajar ini berjuang dengan tugas-tugas sekolahnya, terlepas dari soal kemampuan intelektual mereka. Mereka butuh strategi pembelajaran  khusus untuk memenuhi potensi mereka, untuk menghindari masalah harga diri dan kesulitan perilaku. 

 

Orang tua dari anak-anak ini harus gigih baik di rumah atau ketika anak di sekolah. Orang tua harus memastikan bahwa anak dengan gangguan belajar ini mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.

 

- Masalah kesehatan mental. Yaitu anak mengalami depresi, atau masalah dengan attachment, bisa sangat tidak terduga. Setiap anak memang berbeda, tetapi keluarga bisa mengalami kejutan setiap saat termasuk ketika anak memangkang. 

 

Orang tua harus dapat menemukan terapis yang tepat untuk membantu. Anda juga perlu membuat keputusan untuk terapi, pemberian obat, mungkin juga rawat inap. 

 

Selain memberikan terapi atau treatment, satu hal yang paling penting ketika mengasuha anak berkebutuhan khusus adalah penerimaan; keluarga besar, masayarakat di sekitar tempat tinggal anak, komunitas (keagamaan) dan sekolah. 

 

Yang juga sangat penting, orang tua yang memiliki anak bekebutuhan khusus harus sabar, fleksibel, penyayang, gigih dan ulet lebih daripada orang tua lain. 

 

Memiliki anak berkebutuhan khusus bukan sesuatu yang Anda harapkan. Penting bagi anak untuk melakukan yang terbaik. Anda tetap dapat merasa nyaman dengan kenyataan bahwa Anda tidak sendirian, sehingga merasa nyaman untuk mencari dukungan. (IR)


Baca juga:

- Stimulasi Anak Berkebutuhan Khusus
- Permainan Anak Berkebutuhan Khusus
- Yoga Untuk Anak Berkebutuhan Khusus
- Makanan Khusus Anak Berkebutuhan Khusus
- Diet Anak Berkebutuhan Khusus

 



Artikel Rekomendasi