4 Perilaku Mom Shaming yang Jadi 'Racun' bagi Ibu Baru

 

Mom shaming bisa membuat ibu merasa rendah diri. Foto: Pixabay



Menjadi ibu adalah hal yang menyenangkan. Namun tak selamanya mudah. Apalagi saat Anda berhadapan dengan perilaku mom shaming
 
Mom shaming adalah sikap atau kritik kepada ibu lain, seolah diri pengkritik itu lebih baik. Sikap mom shaming kerap membuat ibu - terutama ibu baru - menjadi serba salah. Karena di mata pelaku mom shaming, apa pun yang dilakukan ibu lain itu selalu memiliki celah negatif yang perlu dikoreksi. Misalnya, Anda melahirkan sesar, dikomentari, "Kok, enggak normal saja?". Balita minum susu formula, dikomentari, "Bukankah itu tidak sehat?" Anak dibesarkan oleh pengasuh, Anda disindir tak sayang anak. Bahkan saat tubuh  belum kembali langsing setelah melahirkan pun bisa menjadi bahan untuk dikomentari. 

Mom shaming menempatkan ibu sebagai objek yang selalu salah. Sehingga, tak sedikit 'korbannya' kehilangan rasa percaya diri dan stres. 

Berikut ini beberapa jenis perilaku mom shaming beserta saran untuk Anda jika mengalaminya.

Mom shaming dari orang asing
Bayi adalah magnet bagi orang asing. Bukan tak mungkin Anda mengalami mom shaming dari orang tak dikenal saat menemani si kecil di taman, jalan-jalan di mal, atau di transportasi publik.

Jika hal itu terjadi, ahli pengasuhan anak Julie Borton, seperti dikutip dari Reader's Digest, menyarankan Anda tak perlu menanggapi maupun memberi penjelasan. Cukup dengarkan, lalu teruskan perjalanan Anda. Jika kritik itu positif, Anda bisa menyimpannya sebagai upaya yang membantu pengasuhan anak. 

Mom shaming dari online platform
Di era media sosial seperti sekarang, komentar mom shaming sangat mungkin menyerang Anda secara online

Jika hal ini terjadi, Julie menyarankan Anda meletakkan ponsel atau menjauh dari komputer, kemudian alihkan fokus pada hal lain. Jika warganet di media sosial Bunda masih ramai berkomentar negatif, jangan ragu menghapus postingan dan berhenti menjawab mereka.

Mom shaming dari teman yang juga menjadi ibu
Komentar negatif dari sesama ibu bisa jadi hal yang sangat menganggu dan memancing Anda untuk membalas kritik. Namun, menurut Julie, lebih baik didengarkan saja. Setidaknya ia merasa keinginannya untuk didengarkan terpenuhi.

Namun, jika perkataannya cenderung kasar, Anda tak harus menoleransi. "Ketika saran atau komentar yang tak diminta itu menyakitkan dan merusak, itu perlu penanganan berbeda," kata Julie. 

Anda jangan ragu mengatakan kepadanya bagaimana perasaan Anda dengan bahasa yang baik. Hindari menghakimi atau memakinya. Dengan begitu Anda sudah menjadi contoh untuk tidak mempermalukan ibu lain juga. 

Mom shaming dari orang tua atau mertua sendiri
Ibu kandung dan ibu mertua Anda tentu memiliki banyak pendapat tentang cara membesarkan anak dengan baik. Mereka sering memberikan nasihat pengasuhan kepada Anda yang mungkin dalam penyampaiannya membuat Anda merasa tersinggung dan malu. 

Untuk menyikapinya, Anda perlu berangkat dari pikiran positif bahwa nasihat yang diberikan ibu Anda dan ibu mertua didasari oleh rasa cinta. Mereka ingin membantu dan berkontribusi pada perkembangan si kecil. 

"Jika ibu dan ibu mertua peduli dengan anak Anda dan motivasi mereka adalah berinvestasi dalam perkembangan anak Anda yang sehat, maka Anda sebaiknya mendengarkan dan mempertimbangkan perspektif mereka," saran Julie.  

Baca juga:
9 Nasihat yang Salah untuk Ibu Baru

Ajak Bayi dalam Kandungan Berkomunikasi, Lakukan 5 Kegiatan Ini

8 Cara Mengontrol Emosi untuk Ibu Hamil 


ALIKA RUKHAN

 



Artikel Rekomendasi

post4

Intuisi Ibu: Natural atau Bisa Diasah?

Calon ibu terkadang dihinggapi rasa ketakutan akan kemampuan dirinya sendiri dalam merawat anak. Beberapa ibu pun meragukan dirinya memiliki intuisi. Benarkah intuisi terjadi alami atau harus diasah?... read more