Prestasi Sekolah Binaan PermataBank

 

Penanaman pohon mangga. (Dok. Alika)

Pada 2-4 November lalu, Ayahbunda bersama rombongan jurnalis  berkesempatan mengikuti Media Trip #BerliburDenganHati ke Yogyakarta yang diselenggarakan PermataBank. Salah satu agenda perjalanan kami adalah mengunjungi SDN 1 Pundong di Kabupaten Bantul, yang sudah 11 tahun menjadi sekolah binaan PermataBank.

Pasca bencana gempa mengguncang Yogyakarta tahun 2006 lalu, SDN 1 Pundong mengalami kerusakan fisik pada bangunan. Kemudian PermataBank melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) memberikan bantuan berupa rekonstruksi bangunan hingga sekarang.

Seiring berjalannya waktu, SDN 1 Pundong juga mendapat bantuan berupa perlengkapan fasilitas perpustakaan, peralatan marching band, serta penghijauan area sekolah dengan penanaman pohon mangga. Bahkan menurut Kepala Sekolah, I.G. Purwanto, perpustakaan dan grup Marching Band SDN 1 Pundong berhasil menjuarai lomba tingkat kecamatan dan kabupaten.

Berdasarkan pantauan Ayahbunda, perpustakaan SD ini memiliki koleksi ratusan buku yang tersusun rapi dan pendataan sudah menggunakan komputer yang juga didapat dari bantuan PermataBank. Sedangkan tim marching band, tampak lihai memainkan irama lagu Suwe Ora Jamu ketika menyambut rombongan kami memasuki pelataran sekolah. 

Selain rombongan jurnalis dan tim PermataBank, ada juga tim Employee Volunteers (EVO) yang merupakan relawan dari karyawan PermataBank. Mereka bertugas membagikan informasi pada para murid terutama tentang pendidikan literasi keuangan. Di mobil Permatabank, para EVO mendampingi murid-murid untuk melihat dan praktik langsung memanfaatkan mesin ATM yang jarang digunakan transaksi oleh anak-anak di wilayah pedesaan.

 
Penyerahan bantuan seragam Marching Band. (Dok. Alika) 
Kehadiran tim EVO pada kesempatan ini adalah satu rangkaian program CSR PermataBank. Menurut Richele Maramis, Head Corporate Affairs PermataBank, perusahaan memang mendorong karyawan untuk ikut terlibat dalam kegiatan sosial tersebut.

Richele mengatakan, CEO Permata Bank pernah menyampaikan padanya bahwa ia tidak ingin anggota organisasinya hanya tahu dari membaca ketika perusahaan memberikan bantuan sosial pada masyarakat. Tetapi, karyawan harus ikut terlibat sehingga timbul sense of belonging (rasa memiliki).

"Apa pun itu dia merasa bahwa kita harus membangun organisasi mempunyai sense of belonging terhadap mengapa kita memberikan bantuan pada suatu komunitas, mengapa kita perlu membantu. Jadi dia merasa bahwa PermataBank harus menjadi bagian dari solusi, tidak hanya membaca," cerita Richele. Lantas, Richele menambahkan bahwa dari sinilah kemudian lahir program PermataHati yang menjadi motor kegiatan CSR PermataBank.

Bagi karyawan yang telah melakukan kegiatan CSR berhak mendapat 1 poin senyum. Setiap 15 poin senyum, perusahaan memberikan beasiswa bagi 1 anak berprestasi yang kurang mampu selama 1 tahun. Selain itu, karyawan juga berhak mendapat cuti di luar jatah cuti tahunan, khusus untuk melakukan kegiatan CSR.

Sejak diluncurkan tahun 2010, sebanyak 17.349 karyawan PermataBank (PermataBankers) telah mengajukan diri secara sukarela melakukan kegiatan CSR dan berhasil mengumpulkan 55.127 poin senyum, yang setara dengan 8.420 beasiswa bagi anak berprestasi yang kurang mampu. Beberapa di antaranya diberikan pada murid-murid di SDN 1 Pundong ini. (Alika Rukhan)
 

 



Artikel Rekomendasi