Menghadang Demam Berdarah

 

DEMAM BERDARAH tak henti mengancam seluruh anggota keluarga terutama bayi dan balita. Utamanya di musim penghujan dan pancaroba. Sebelum jatuh korban, mari kita cegah.
 
Wabah demam berdarah dengue (DBD) memang menjadi momok menakutkan bagi kita di Indonesia karena termasuk pnyakit mematikan terutapa bagi anak-anak. Setiap tahun saat wabah ini merebak, kita selalu was-was agar anggota keluarga kita tidak ikut terserang. Biang dari penyakit ini adalah virus yang ditularkan oleh nyamuk aides aegypti.


Gejala utama. Balita memang menjadi sasaran paling empuk wabah demam berdarah. Karenanya sebaiknya pahami gejala yang timbul dari penyakit ini, diantaranya:
  • Suhu badan meninggi antara 2 hingga 7 hari
  • Walau suhu badan tinggi antara 38 hingga 40º C, tapi penderita merasa kedinginan
  • Nyeri pada ulu hati
  • Biasanya timbul bintik merah di kulit, dada serta tungkai atas dan bawah
  • Jika sudah parah, timbul pendarahan dari hidung mirip mimisan
  • Berkeringat pada tangan dan kaki

Anda harus waspada jika balita Anda sudah diminumkan obat penurun panas dan dikompres tapi demam tak kunjung reda dalam 2 hingga 3 hari, segera periksa darah ke rumah sakit. Jangan sampai terlambat, karena jika sudah parah risiko kematian wabah ini tinggi.

Cegah dengan tepat. Walau mungkin sudah bosan mendengar gerakan 3 M (menguras, menutup, mengubur), tapi cara ini paling efektif mencegah demam berdarah. Karena jika tidak, nyamuk aides aegypti sangat gemar berbiak di genangan air dengan menetaskan jentik-jentiknya.

Menguras, artinya Anda harus rajin menguras bak mandi, kolam, vas bunga, atau tempat lainnya yang berisi air. Sedangkan menutup artinya kita harus menutup wadah-wadah penampungan air agar nyamuk tidak bersarang. Untuk mengubur, artinya botol, kaleng, atau barang bekas lain yang mungkin bisa teriisi air agar dikubur.

Tunggu apa lagi, segera berantas sarang nyamuk! Jangan sampai balita Anda merasakan ganasnya penyakit ini.
Baca juga:
 

 



Artikel Rekomendasi