Kegiatan makan melibatkan proses menelan dan mengunyah. Padahal, kedua
keterampilan itu tidak begitu saja dikuasai anak, melainkan melalui
serangkaian proses perkembangan yang bertahap. Agar Anda dapat
memberikan makanan yang benar-benar tepat sesuai tahap perkembangan
keterampilan maupun sistem pencernaannya, sebaiknya pahami setiap
tahapannya. Dengan begitu, Anda dapat mengolah dan memberikan variasi
makanan kepada anak Anda secara tepat.
Pada umumnya, anak sudah benar-benar siap diperkenalkan makanan
yang padat, bertekstur lebih kasar, bercita rasa lebih kuat, dan
jenisnya lebih bervariasi, pada saat dia memasuki usia 6 bulan. Yakni,
bersamaan dengan tumbuhnya gigi pertama (gigi susu). Pada rentang usia
ini, indera pengecap anak berkembang pesat.
Jadi, setelah anak memasuki usia 6 bulan, picu sensitivitas indera
pengecapkan dengan memperkenalkan aneka rasa makanan melalui berbagai
jenis makanan baru. Misalnya, bila anak sudah mampu menggenggam dan
menggerakkan tangannya ke arah mulut, beri ia finger food, seperti
potongan buah, rebusan aneka sayuran yang berbentuk batangan, serta
keju.
Selanjutnya, ketika usianya semakin beranjak, anak pun makin pandai
mengontrol gerak anggota tubuhnya. Di rentang usia 9-12 bulan, anak
akan berada pada tahap perkembangan fase oral, yakni senang mencicipi
berbagai benda yang menarik perhatiannya untuk dipegang dan dimasukkan
ke dalam mulutnya.
Ia juga akan berubah menjadi anak pemilih! Kini
bayi Anda tidak mau menerima begitu saja setiap makanan yang Anda
sodorkan ke mulutnya. Ini karena indera pengecapnya semakin berkembang.
Kini ia tidak hanya sekadar menelan mentah-mentah
makanan yang Anda berikan, tetapi sudah mulai dapat menikmati rasa dari
setiap jenis makanan yang masuk ke dalam mulutnya.
Tantangan yang menarik bagi Anda untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya
adalah terus berkreasi mengolah aneka makanan yang tidak saja sesuai
dengan tahap perkembangan keterampilan makan serta sistem
pencernaannya, tetapi juga sesuai dengan selera makannya. Hal ini,
antara lain, bertujuan agar anak kelak tidak mengalami kesulitan makan,
atau sebaliknya, jadi obesitas (kegemukan).