Balita Suka Memanjat

 

Saat berada di taman kota, dalam sekejap Anda melihat anak Anda menaiki lempengan-lempengan besi berbentuk setengah lingkaran (dome climber) yang memang dibuat untuk anak-anak agar aman memanjat. Saat berhasil tiba di puncak, ia pun berteriak bangga memamerkan kebolehan barunya dengan berteriak, “Lihat aku, Bunda!”

Beri ia tepuk tangan dan acungan jempol dengan tetap berpesan agar ia berhati-hati. Sebab, keberaniannya memanjat itu  menandakan sebuah tonggak baru bagi perkembangan proses belajar, motorik kasar, koordinasi mata, dan rasa percaya dirinya.

Fase ini berlangsung saat anak berusia 13 bulan, ketika mereka mulai bisa berjalan yang  disertai semakin meningkatnya minat mereka  mengeksplorasi berbagai hal,  sambil meminta perhatian Anda. Menurut Alvin N. Eden, MD., penulis buku Positive Parenting: Raising Healthy Children from Birth to Three Years, hindari  Anda untuk melarang ia memanjat karena akan menjadi penghambat pertumbuhan kemampuan berpikir dan keterampilan fisiknya Lebih baik ajak ia ke tempat bermain yang menyediakan alat panjat atau memanfaatnya benda  yang ada di rumah. Masing-masingnya memliki tantangan seru yang bermanfaat.


1. Berayun di Jaring
Sensasi dari untaian tali yang bergoyang dan berayun saat memanjat, tak hanya memberikan tantangan, tapi juga mendukung mereka untuk bergerak aktif. Kedua tangannya mencengkeram tali dan menopangkan satu kakinya pada tali paling dasar. Di situ ia akan belajar meningkatkan konsentrasi dan mulai menjaga keseimbangan agar tak terjatuh. Bila tahap pertama telah dikuasainya, ia  akan melanjutkan aksinya hingga mencapai puncak dengan mengandalkan kekuatan otot tangan, pinggul dan kaki yang dikoordinasikan dengankonsentrasi dan keseimbangan yang telah ia ‘bawa’ sejak awal. Seru!

Umumnya di setiap playground, desain struktur jenis permainan ini telah memenuhi standar keamanan yang dibutuhkan, yaitu tidak tinggi dan jaringnya pun tak bergoyang berlebihan saat dipanjat. Adanya perosotan atau cerobong yang biasanya tersedia dalam 1 set permainan ini juga turut menyumbang kegembiraan. Setelah sukses memanjat, balita akan segera meluncur dari perosotan dengan bahagianya, lalu mengulangi aksi memanjatnya hingga ia bosan atau lelah.

2. A la Superman
Motorik kasar di seluruh bagian tubuh anak bisa terlatih sepenuhnya saat melakukan aktivitas panjat dinding ini. Persendian, otot kaki, tungkai, paha, pinggul, punggung dan otot bahunya harus berkoordinasi dengan otot pada bagian lengan hingga jemari mungilnya untuk menahan bobot tubuhnya. Di satu sisi ia pun harus mengasah keseimbangan dan koordinasi matanya untuk menentukan titik cengkraman serta pijakan yang tepat agar tak terjatuh.

Walau  melelahkan, tapi aktivitas fisik ini bisa memberikan sensasi menyenangkan dan pengalaman yang unik bagi dirinya. Banyaknya grip warna-warni dengan bentuk yang lucu,  namun kokoh menyajikan daya tarik tersendiri untuk membuat dirinya ingin melakukan aksi panjat berulang kali. Anda pun dapat membuat sesi latihan menjadi lebih menyenangkan dengan menempatkan mainan di puncak dinding. Supaya aman, jangan lupa pasangkan helmet untuk mencegah cedera di kepala bila ia terjatuh.

3. Dome climber
Alat berbentuk setengah lingkaran yang biasanya dibuat dari besi ini bisa ditemui di taman kota dalam berbagai warna, ukuran dan ketinggian. Dengan mendaki dome climber  anak  bisa melakukan banyak eksplorasi pendakian, bergelantungan dan pencapaian saat ia tiba di tempat paling atas. Aktivitas tersebut dapat melatih sekaligus menguji koordinasi serta kekuatan otot tangan, kakinya, tentu juga melatih kepercayaan dirinya. Jika halaman rumah Anda cukup luas, dome climber bisa Anda jadikan hadiah untuk balita Anda. Wahana ini jauh lebih baik dan bermanfaat untuk menyalurkan energi ekstra buah hati Anda dari perangkat konsol game mana pun.

4. Naik-naik jalan menanjak
Saat mengajak anak Anda berjalan pada tanah yang konturnya menanjak, sebenarnya Anda tengah  membantu dirinya  melatih persendian dan kekuatan otot punggung, perut, paha, betis,  dan otot bagian bokongnya secara lebih ekstra. Aktivitas ini juga bermanfaat untuk meningkatkan stamina tubuh dan keterampilan teknis yang ia butuhkan dalam kesehariannya. Agar ia tak mudah lelah, Anda dapat memberikan sedikit kegembiraan dengan mengajaknya bernyanyi lagu ‘Naik-Naik ke Puncak Gunung’ atau segala cerita yang berhubungan dengan pendakian.

Supaya manfaat yang didapat maksimal, sebaiknya lakukan aktivitas ini pada lingkungan yang aman dan bebas dari lalu-lalang kendaraan. Sehingga Anda tak melulu harus memegangi tangannya saat berjalan. Aliran darah menuju jantung pada tubuh Anda dan anak pun akan lebih lancar apabila berjalan dengan ayunan tangan yang tepat, yaitu tangan kanan berayun ke depan saat kaki kiri melangkah, dan sebaliknya.

5. Naik-turun tangga
Tangga di rumah bisa menjadi pilihan balita untuk mengekspresikan kemampuannya memanjat. Biarkan ia berusaha sendiri agar memiliki kepercayaan diri. Anda cukup mengawasi setiap gerakannya, sehingga saat ia tersandung Anda  mengetahui di mana letak kesalahannya dan memberitahu seperti. ”Lihat kakinya saat melangkah.  Lihat juga tangganya yang sedang kamu injak. Jangan lihat kemana-mana, ya.”  Anak perlu dilatih untuk memusatkan perhatiannya pada apa yang sedang ia lakukan.

Bila  kelihatan lelah, ajak ia duduk sejenak di anak tangga yang sedang ia daki dan  jangan memaksa menyelesaikannya. Begitu rasa lelahnya hilang, balita pun akan siap mendaki lagi.  Melarangnya melakukan kegiatan ini dengan alasan membuat dia cape dan rewel, bukan cara tepat untuk menghadapi fase ini.

KONSULTASI NESSI PURNOMO, Psi., Msi dari Personal Growth.

(YUDISTIRA A. NUGROHO (KONTRIBUTOR)/ERN)


Baca Juga:
Balita Sangat Aktif
Nafsu Makan Balita Aktif
Strategi Hadapi Balita Aktif

 



Artikel Rekomendasi