Jangan Berlebihan Memberi Suplemen!

 

Zat yang terkandung dalam suplemen, bila berlebih akan berpengauh pada organ dan kesehatan balita. Kalau vitamin yang dikonsumsi termasuk jenis larut dalam air, seperti vitamin B kompleks dan vitamin C, memang reaktif aman, karena kelebihan itu akan dibuang melalui keringat dan urine.

Namun, untuk beberapa unsur juga harus hati-hati. Misalnya, vitamin C yang berlebihan dan dikonsumsi dalam waktu lama, akan mengendap di ginjal, dan memicu terjadinya pengkristalan. Sedang vitamin yang larut dalam lemak, seperti A, D, E dan K, bila terlalu banyak akan tersimpan dalam tubuh dan menyebabkan keracunan. Tentu saja ini akan merusak kerja organ tubuh.

Hal lain yang sebaiknya juga diperhatikan adalah, tidak memberi makanan dan minuman suplemen setiap kali anak lapar. Misalnya, dengan menyodorkan makanan lengkap gizi dalam bentuk susu, yang sebenarnya juga suplemen. Suplemen makanan diformulasi sedemikian rupa sehingga mudah diabsorsi. Akibatnya, organ pencernaan anak jadi tidak terlatih, malah semakin ‘peka.’ Bila anak perlu makan makanan yang mengharuskan organ pencernaannya sedikit bekerja lebih keras, daging misalnya, sudah membuat balita berontak.

Memberi suplemen makanan terus-menerus, apalagi dalam waktu panjang, juga akan memicu obesitas. Masih banyak ibu yang mengira makanan suplemen ini susu, padahal makanan cair. Daripada dijejali suplemen, jauh lebih baik orang tua melatih balitanya untuk makan makanan sehat. Karena proses makan itu sendiri merupakan ajang belajar. Yakni mengenal rasa, tekstur, dan sebagainya.     

 



Artikel Rekomendasi