Kenali Gejala Salesma

 

Balita sering jadi sasaran selesma. Jangan abaikan penyakit ini karena bisa mengundang penyakit lain.

Anggapan bahwa demam dan pilek adalah penyakit tersendiri memang benar-benar keliru. Sebab, keduanya jadi bagian dari gejala selesma ( common cold/coryza ). Yang pasti, balita sering jadi sasaran empuk penyakit ini. Maklumlah, daya tahan tubuhnya terhitung rentan, sehingga ia gampang tertular penderita selesma di sekitarnya. Bahkan, dalam setahun ia bisa kena selesma sampai 6-9 kali!

Virus, si biang keladi. Biang keladi dari selesma adalah berbagai virus. Salah satu di antaranya, virus influensa.

Walau sering dianggap ringan, WHO atau Badan Kesehatan Dunia melaporkan, penyakit ini sudah beberapa kali menimbulkan epidemi. Misalnya, flu Hongkong, flu Spanish, flu burun dan yang paling terakhir adalah flu babi. Bukan apa-apa. Penderita dari epidemi flu ini bisa berujung dengan kematian.

Ini dia gejalanya. Sebenarnya, selesma ditandai dengan berbagai gejala, yakni:
  • Pilek.
  • Batuk.
  • Demam.
  • Letih-lesu.
Kenapa sih, anak bisa sampai pilek? Saat virus masuk ke dalam tubuhnya, timbul respons dari sistem kekebalan tubuh berupa pembengkakan dan peradangan pada membran hidung. Nah, virus tersebut akan merusak sel-sel lendir dan fungsi normal dari hidung. Produksi lendir pun meningkat. Tak heran kalau anak jadi pilek dan bersin-bersin.

Sementara itu, batuk terjadi akibat virus yang menyerang tenggorokan menyebabkan sel-sel lendir memperbanyak diri dan dindingnya menebal. Tenggorokan pun gatal, dan merangsang batuk. Jika anak bersin atau batuk, virus ini akan meloncat keluar dan menulari orang di dekatnya.

Bagaimana dengan demam? Demam itu sendiri adalah reaksi tubuh anak saat melawan infeksi. Sementara itu, letih-lesu terjadi karena anak yang sedang sakit merasa badannya tidak enak.

Masa inkubasi selesma yakni mulai dari masuknya virus sampai timbulnya gejala penyakit, rata-rata 2 hari dengan rentang jarak waktu antara 1-4 hari. Setelah itu, barulah timbul berbagai gejala selesma, yang akan bertahan selama 3-7 hari.

Obat mengurangi gejala. Selesma memang tidak dapat disembuhkan dengan obat-obatan apapun yang beredar di pasaran. Meski begitu, mengurangi gejalanya bisa saja dilakukan asal Anda memberinya obat yang tepat. Tentu saja, pemberian aneka obat-obatan ini tidak bisa sembarang dan harus sesuai petunjuk dokter.
  • Kalau masih bayi, cukup diberi parasetamol saja. Dengan begitu, panasnya bisa turun.
  • Jika anak sudah agak besar, Anda bisa berikan parasetamol untuk menurunkan panas dan efedrin, misalnya, untuk mengurangi pilek. Bagaimana dengan batuknya? Bisa dikurangi dengan obat batuk.

 



Artikel Rekomendasi

post4

Mitos dan Fakta Merawat Kulit Bayi

Banyak mitos yang berkembang dan dijadikan acuan dalam perawatan kulit bayi. Misalnya, memandikan bayi dengan air dicampur antiseptik saat terkena biang keringat, membubuhkan tepung kanji ke kulit ba... read more