Setiap ibu punya pola asuh sendiri. Bahkan beda negara, beda pola asuhnya. Seperti cerita dari Anya Spector, seorang ibu dari Colombia University, USA.
Menjadi seorang ibu berarti Hak istimewa sebagai perempuan, sebagai pelindung dan pendidik. Saya harus menurunkan nilai-nilai seperti menghargai dan memperlakukan orang lain dengan derajat yang sama dan kasih sayang, bekerja keras dan konsisten meraih prestasi. Ketika Max meraih prestasi, itulah cerminan kemampuan dan nilai saya sebagai manusia. Saya juga memberikan pandangan tepat tentang kehidupan dan pandangan realistis tentang dunia.
Pendidikan terbaik untuk Max. Saya tidak puas dengan sistem pendidikan Amerika. Jadi saya memberi Max aktivitas di luar sekolah seperti berenang, sepakbola, piano, balet, senam dan karate. Kelak akan saya tambah dengan matematika dan bahasa Rusia. Dengan begitu, saya memberi kesempatan pada Max menggali kemampuannya dan bergaul dengan teman baru. Sebagai orangtua, saya wajib memastikan dia berkomitmen meningkatkan keterampilannya. Saya dampingi dia saat belajar.
Waktu untuk diri sendiri dan keluarga. Sebagai mahasiswa post doctoral, waktu saya fleksibel. Saya juga atlet bodybuilding Amerika. Saya seimbangkan kegiatan bekerja, hobi dan menjadi ibu. Dibantu orang di sekitar saya, semua itu bisa terlaksana. Suami saya, Parri yang merawat dan mengasuh Max ketika saya beraktivitas. Saya juga dibantu nanny dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore, yang tidak semua orang Amerika mampu membayarnya. Saya beruntung bisa membayar nanny untuk Max.
Menerapkan disiplin. Penting! Tidak ada toleransi bagi pengabaian. Saya hitung satu sampai tiga bila Max tidak mau melakukan instruksi saya. Jika ia tidak bergerak, saya berikan time out. Saya sudah melatihnya sejak ia berusia 2 tahun.
Bayi menangis di malam hari. Saya tukang tidur, tidak sanggup bangun tengah malam. Saya serahkan urusan itu pada suami saya. Untung saya punya persediaan ASIP di botol.
Jika Max GTM (Gerakan Tutup Mulut). Ketika Max bayi, saya akan menghiburnya dengan lagu atau video. Setelah perhatiannya teralih, saya akan menyuapinya. Sekarang dia sudah 4 tahun, saya memberinya pilihan, makan atau tidak sama sekali. Jika ia tidak mau makan, saya tidak akan membuatkan makanan khusus agar dia mau makan. Saya biarkan saja sampai jam makan berikutnya.
No Fast Food! Max tidak boleh mengonsumsi fast food. Saya menerapkan konsumsi makanan segar setiap hari.Tapi saya mengizinkannya makan kue dan es krim sebagai reward jika hari itu ia menjadi anak baik. Kuncinya asal tidak terlalu banyak.
Agar langsing setelah melahirkan. Sebelum hamil saya berusaha selalu fit dengan olah tubuh yang ketat serta diet yang baik. Selama hamil saya ke gym dan melakukan yoga. Berat badan saya hanya naik 6,4 kg dan langsung turun ke berat badan semula setelah melahirkan. Setelah itu berat badan saya stabil.
Punya kamar sendiri. Sejak bayi Max sudah terbiasa tidur sendiri. Tapi sampai sekarang, tengah malam dia sering menyelinap ke kamar tidur kami. Meski ini bukan kebiasaan orang Amerika, tapi perilaku Max ini menyenangkan buat saya; meringkuk bersamanya di balik selimut.
Makan bersama di meja makan. Max harus duduk tenang dan bersikap baik selama makan. Saya memintanya meletakkan piring makannya di tempat cucian setelah selesai makan.
Perayaan paling penting. Halloween dan ulangtahun Max. Kami akan menghias rumah kami seseram mungkin dan berpakaian seunik mungkin.
Anya Spector, b
odybuilder dan post doctoral research fellow Colombia University, USA, ibu dari
Maxim J. Spector (4)
Baca juga:
Pola Asuh Ibu Prancis