Kenal Lebih Jauh dengan CMV

 

Wanita yang berencana untuk hamil biasanya sudah cukup familiar dengan pemeriksaan TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Hepatitis B). Waspada Toxoplasma, Rubella, dan Hepatitis B sudah cukup sering dikampanyekan. Kali ini, mari kenali Cytomegalovirus lebih jauh!

Cytomegalovirus (sering disebut sebagai CMV) adalah suatu bentuk infeksi virus (keluarga virus herpes) yang gejalanya menyerupai flu, tapi bisa juga tanpa gejala. Hampir semua orang dewasa pernah terkena infeksi virus ini semasa kecil, sehingga biasanya sudah terbentuk kekebalan tubuh terhadap virus ini.

CMV dapat terdeteksi dengan pemeriksaan darah, yang biasa dilakukan bersama pemeriksaan lainnya, yang kita kenal sebagai TORCH. Pemeriksaan ini dianggap perlu dilakukan sebelum merencanakan kehamilan, sebagai langkah antisipasi untuk mempersiapkan profil kehamilan sebaik mungkin.

CMV ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh seperti: ludah, darah, urin, ASI dan sekret tubuh, juga hubungan seksual. Sebagian besar anak kecil akan mendapatkan paparan virus CMV ini, dan oleh karena itu ibu hamil yang memiliki anak kecil di rumah sebaiknya menjaga kebersihan rumah dengan baik. Membiasakan pola hidup sehat adalah kuncinya, bisa dimulai dengan mencuci tangan begitu masuk dalam lingkungan rumah.

Selain menjaga kebersihan, tingkatkan daya tahan tubuh juga penting.

Jika ibu hamil terpapar virus CMV pun sebenarnya tidak perlu kuatir. Meski ibu hamil yang terinfeksi CMV dapat menularkan bayi, sebagian besar kasus tidak menimbulkan masalah yang serius.
Hanya sekitar 10% dari kasus infeksi CMV yang mengenai bayi, yang berakibat pada suatu kecacatan (gangguan penglihatan dan pendengaran). Oleh sebab itu bayi yang terkena infeksi CMV perlu diperiksa sistem penglihatan dan pendengarannya.

Waspada bila saat hamil, Bunda terpapar infeksi CMV pada 20 minggu pertama kehamilan karena hal ini berisiko timbulkan komplikasi pada si bayi.
Seperti layaknya infeksi virus, biasanya tidak diperlukan terapi khusus, karena akan sembuh sendiri. Seandainya diperlukan sekalipun, biasanya dokter akan meresepkan obat antivirus.

 



Artikel Rekomendasi

post4

Saat Tepat Melepas IUD

Spiral atau IUD, biasanya dipasang untuk waktu 4-8 tahun. Bila seorang akseptor IUD ingin hamil, maka IUD (spiral) bisa dilepas kapan saja.... read more

post4

Check-Up Pra Kehamilan

Check-up pra kehamilan atau tes kesehatan sebelum hamil untuk mencegah keguguran, bayi lahir prematur, atau bahkan kelainan bawaan.... read more