7 Tips Atasi Anak yang Susah Dilarang

 

Getty Images

Memasuki usia dua tahun, anak perlahan-lahan sedang mengalami transisi dari bayi ke usia balita. Keterampilan berbicara dan memahami bahasa verbalnya semakin meningkat seiring dengan rasa ingin tahunya yang menggebu-gebu. Ia kerap kali bertanya “Kenapa?” atau malah langsung membantah dengan mengatakan “tidak”. Sampai-sampai ada istilah ‘terrible two’ untuk mendeskripsikan bagaimana sulitnya mencapai deal dengan si kecil.

Nah, ketika anak susah dilarang, apa yang harus dilakukan? Ini dia :

1. Cari alternatif lain selain kata ‘tidak’ dan jangan’. Daripada Anda melarangnya dengan berkata, “jangan manjat!”, lebih baik katakan “Hati-hati, nanti kamu jatuh”, kemudian awasi dan bimbing ia memanjat.

2. Jadilah role model. Ketika Anda membuat peraturan di rumah, Anda pun harus ikut menerapkan pada diri sendiri dengan konsisten untuk menyontohkannya pada anak. Saat waktunya tidak boleh menonton TV, maka Anda pun tidak menonton TV.

3. Sesekali melarang, sesekali bernegosiasi. Alih-alih melarangnya, coba bernegosiasi dengannya. Misalnya, jika anak hobi makan coklat atau permen dan Anda ingin melarangnya, tentu sulit. Cobalah bernegosiasi dengan menawarkan coklat atau permen di jam-jam tertentu saja atau sebagai reward.   

4. Fokus pada perilakunya yang benar dan beri ia penghargaan. Hindari membanding-bandingkan dengan anak lain. Jika mau membandingkan, bandingkan dengan dirinya sendiri, misalnya “Kemarin, Bunda senang sekali, adik mau mendengarkan. Mengapa hari ini kamu tidak mendengarkan Bunda?”

5. Hindari memberikan sogokan agar anak berubah pikiran dan mau menuruti Anda. Menyogok mungkin cara efektif untuk membuat anak patuh tetapi malah membentuk kebiasaan kalau dia baru akan menuruti Anda setelah diberi iming-iming.

6. Kalau ia mengamuk karena dilarang. Begitu ia menangis, lebih baik Anda tidak memarahinya. Biarkan sejenak ia menangis, setelah itu dekati dan peluk begitu tangisannya mereda. Saat itu, Anda bisa mengajaknya berbicara baik-baik.

7. Ajak ia membuat aturan di rumah yang akan diterapkan bersama. Buat karton dan tulis sejumlah aturan-aturan itu. Jika ia bisa menjalani aturan itu dengan baik, tempelkan cap atau stiker. Setiap satu minggu atau satu bulan sekali, berikan reward.

KONSULTASI : NESSI PURNOMO, Psi, M.Si, Personal Growth, Jakarta

(Tim Ayahbunda/MON)


BACA JUGA:
3 Cara Mengatasi Anak yang Suka Memukul
4 Akibat Jika Anak Sering Dibentak
Mengatakan White Lies ke Anak
 

 



Artikel Rekomendasi