Sakit Kepala Saat Menyusui?

 

Momen menyusui jadi "rusak" karena didera sakit kepala? Dehidrasi, dan kurang tidur bisa jadi penyebabnya. Ini solusi agar sakitnya pergi.

  1. Dehidrasi atau kurang cairan. Kondisi ketika tubuh kekurangan cairan, akibat cairan yang dikeluarkan tubuh melalui ASI, keringat, dan urin, tidak seimbang dengan asupan cairan yang diterima tubuh.  Dehidrasi dapat mencetus sakit kepala, sebab minimnya air di dalam darah akan membuat darah menjadi pekat, sehingga alirannya ke tubuh bagian atas terhambat. Akibatnya, sakit kepala timbul. Bayi mengisap ASI hingga 200 mililiter sekali menyusu. Artinya, sebanyak itulah cairan yang keluar dari tubuh ibu per sekali menyusui. Bayangkan bila Anda menyusui 10-12 kali sehari! Pengeluaran cairan tubuh tatkala menyusui ini harus diimbangi asupan cairan. Rasa haus atau tenggorokan kering yang timbul sehabis menyusui, sebenarnya alarm tubuh yang menandakan Anda mengalami gejala dehidrasi. Atasi sakit kepala dengan menambah porsi minum Anda. Minum sebelum haus. Kebutuhan cairan ibu menyusui sekitar tiga liter per hari. Air putih adalah minuman terbaik. Asupan cairan tambahan dapat diperoleh dengan mengonsumi jus atau kuah sayur. Kurangi minum softdrink atau kopi, karena meski terasa menyegarkan, jenis minuman itu bersifat diuretik atau menahan cairan.
  2. Kurang tidur. Hadirnya bayi, dengan pola tidur yang belum terbentuk dan masih sering menyusu di malam hari, membuat tidur Anda di malam hari jadi on-off. Total kebutuhan jam tidur 7-8 jam per hari, jadi tidak terpenuhi. Di dalam tubuh, kurang tidur dapat menyebabkan tekanan darah turun, sehingga peredaran darah ke kepala terhambat. Akibatnya timbul sakit kepala. Atasi sakit kepala dengan "Membayar" kekurangan jam tidur lewat tidur di pagi atau siang hari. Minta bantuan pasangan atau babysitter untuk mengambil alih tugas merawat bayi pada malam hari. Batasi tugas Anda pada malam hari hanya menyusui –lakukan sambil berbaring agar tidak melelahkan.
  3. Salah posisi menyusui. Posisi menyusu saat duduk atau berbaring tidak tepat, sehingga menekan saraf-saraf di leher dan kepala, dan menyebabkan kontraksi yang memicu sakit kepala. Contoh posisi salah menyusui misalnya duduk dengan bahu bungkuk atau punggung melengkung, duduk tanpa sandaran, menyusui sambil berbaring hanya di satu arah, atau berada dalam satu posisi terlalu lama. Atasi sakit kepala dengan mengatur posisi menyusui . Tubuh harus relaks, tidak ada bagian tubuh yang tertekan atau tegang saat menyusui. Gunakan bantal-bantal menyusui untuk menyangga punggung dan bahu. Bila menyusui sambil berbaring, pastikan berganti sisi. Lakukan olahraga dan stretching untuk melemaskan otot-otot yang tegang.
  4. Tegang atau stres. Stres dan perasaan tegang selagi menyusui, mungkin disebabkan puting sakit, khawatir ASI tidak cukup, perasaan jenuh, atau  penyebab lainnya juga bisa jadi pemicu sakit kepala. Stres dan tegang akan menekan dan menghambat aliran darah ke kepala, kemudian memunculkan kontraksi otot, sehingga tubuh secara intens dipenuhi unsur kimiawi pemicu stres seperti adrenalin. Sebaliknya, endorfin –unsur kimiawi yang dapat menenangkan tubuh– berkurang dan menurunkan batas ambang rasa sakit. Sakit kepala akibat stres atau tegang, diawali dengan rasa sakit di belakang kepala, merambat ke depan, dan akhirnya ke kedua sisi kepala. Atasi sakit kepala dengan mengompres bagian belakang leher dengan kompres hangat , untuk mengendurkan ketegangan. Minta tolong pasangan memijat pundak atau punggung. Lakukan latihan relaksasi, misalnya berbaring atau duduk santai sambil mendengarkan musik lembut. Kurangi rasa cemas dengan membangun cara berpikir positif. Lakukan kegiatan yang menyenangkan hati, misalnya memanjakan diri di salon atau berbelanja.
  5. Berbakat migrain. Wanita yang sudah mengidap migrain sejak sebelum hamil, saat hamil biasanya bernapas lega sebab serangan migrain berkurang pada trimester kedua dan ketiga, akibat perubahan hormonal di dalam tubuh. Namun, tatkala kehamilan usai dan masa menyusui dimulai, migrain timbul lagi! Bahkan, terasa lebih mengganggu karena di masa menyusui Anda dianjurkan untuk tidak mengonsumsi obat-obatan –yang dulu jadi andalan mengusir migrain. Bila tidak diobati, migrain dapat menyerang selama 4 hingga 72 jam. Sakit kepalanya bersifat unilateral atau di satu sisi kepala, dan berdenyut. Gejalanya termasuk mual, muntah, photophobia atau sensitif cahaya, dan phonophobia atau peka suara bising. Atasi sakit kepala dengan: Hindari pemicu migrain, yang berbeda-beda pada tiap penderita. Misalnya, jika pemicu migrain Anda adalah makanan atau minuman tertentu, hindari makanan atau minuman tersebut. Ada baiknya Anda buat food diary untuk memonitor penyebab migrain. Hati-hati mengonsumsi obat, karena Anda sedang menyusui. Atasi migrain dengan cara-cara alamiah, seperti istirahat di tempat tenang dan gelap, menjauhi keramaian, mengompres dingin di bagian sakit–dingin membantu menyempitkan pembuluh darah–berolahraga teratur, melakukan terapi relaksasi, dan dipijat.




 



Artikel Rekomendasi