Akibat Dijahit Usai Melahirkan

 

Saat melahirkan, bayi yang besar atau perineum yang kurang lentur dapat membuat Anda menerima beberapa jahitan. Setelah dijahit, jika kurang pandai menjaganya ada beberapa hal yang bisa terjadi, lho. Contohnya:

1. Infeksi. Infeksi terjadi akibat teknik penjahitan yang tidak steril, ada benda asing tertinggal, atau luka terkontaminasi kuman. Gejalanya bengkak, merah, nyeri dan demam. Bila tidak diatasi dapat berkembang menjadi abses atau infeksi hebat yang ditandai dengan munculnya nanah. Selain itu infeksi dapat menjalar ke organ reproduksi, seperti serviks.

Penanganan: ibu diberi antibiotik dan diminta sering mengganti pakaian dalam agar kebersihan daerah genital lebih optimal.

2. Robekan lepas. Luka jahitan membuka sebelum waktunya, disebabkan oleh jahitan yang rapuh karena penggunaan benang berkualitas buruk, atau sebaliknya akibat  jahitan terlalu kuat, dan akibat infeksi.

Penanganan: diberi antibiotik. Setelah itu jaringan luka diperhatikan, bila masih bengkak maka penjahitan ulang dilakukan 2-3 bulan kemudian.

3.  Perdarahan.  Terjadi jika dalam persalinan pembuluh darah arteri di dalam vagina terpotong dan tidak dilakukan pengikatan, sehingga perdarahan terus berlangsung dan  menyebabkan bengkak.

Penanganan: segera menghentikan perdarahan untuk mencegah pembengkakan lebih besar.

4. Salah Jahit. Dapat menimbulkan gangguan kesehatan, merusak estetika vagina, hingga mengganggu kualitas hubungan seksual. Jahitan tumpang tindih akibat tidak dilakukan adaptasi luka. Selain mengakibatkan  luka sembuh lebih lama,  setelah sembuh hasil jahitan tampak jelek. Jahitan terlalu tegang sehingga menyumbat peredarah darah di daerah jahitan  dan mengakibatkan kematian jaringan. Jahitan tidak lapis demi lapis sehingga menimbulkan rongga mati di dalam vagina.

Penanganan: Apabila terasa sangat mengganggu, hasil jahitan dapat dibuka kembali dan dijahit ulang oleh dokter.

5. Keloid. Keloid bekas jahitan yang meninggalkan luka kenyal atau keras di atas kulit,  permukaannya halus, berwarna merah muda atau ungu.

Penanganan:  ibu diberi krim antikeloid untuk meminimalisir risiko keloid.

Konsultasi : dr. Ardiansjah Dara, SpOG, MKes., Siloam Hospital Semanggi - MRCCC, Jakarta.

(BDH/ERN)



 



Artikel Rekomendasi