Atasi Kebiasaan Buruk Balita Yang Bisa Merusak Gigi

 

Seiring bertambahnya jumlah gigi balita, ada saja gangguan yang menyertai, seperti gigi keropos atau berlubang. Beberapa kebiasaan buruk balita bisa jadi penyebabnya. Yuk, bantu balita agar kelak punya deretan gigi yang sehat.

1. Minum susu sebelum tidur. Tiduran sambil mengisap susu dari botol memang nyaman dan membuat balita mudah tertidur. Tapi ada bahaya mengintai, selama anak  terlelap, kuman yang menempel di sela-sela gigi berkembang biak, karena di sana selalu ada sisa susu yang tidak tertelan dan menjadi sarang kuman.  
Bantu dengan:
  • Ganti susu di botol dengan air putih, bukan minuman yang manis seperti susu atau jus.
  • Mengubah rutinitas ngedot sebelum tidur dengan kegiatan lain, seperti membacakan dongeng atau menyanyikan lagu.
  • Jika dia masih ingin susu, minta dia minum sambil duduk untuk meminimalkan susu yang tertinggal di mulut dan gigi. Setelah itu, minta dia minum air hangat untuk membilas sisa susu yang tertinggal di mulut.
2. Gemar makanan manis. Permen, cake, cokelat dan camilan manis lainnya memang masuk dalam daftar makanan favorit balita. Sayangnya makanan yang manis dan lengket ini akan tertinggal lama di gigi hingga membentuk asam pembusuk yang bisa merusak gigi, apalagi tidak disertai dengan kebiasaan menyikat gigi.
Bantu dengan:
  • Kurangi camilan manis yang mengandung fruktosa (pemanis buatan) dan sirup jagung karena mengakibatkan produksi asam pembusuk di mulut  jadi lebih banyak.
  • Ganti camilan anak dengan kudapan yang sama manisnya tapi sehat, seperti kismis atau buah segar (jeruk, apel, pear, bengkuang, semangka, melon).
  • Biasakan berkumur setelah mengonsumsi makanan manis.
3. Mengemut makanan. Membiarkan mengemut makanan, terutama nasi atau karbohidrat lainnya berada di dalam mulut, padahal sudah selesai dikunyah, sama saja kita memberi makan bakteri dalam mulut. Akibatnya bakteri itu akan berfermentasi dan menghasilkan asam yang merusak gigi. Selain itu, kebiasaan mengemut ini menyebabkan rahang tidak berkembang optimal. Menggerakkan rahang akan merangsang pertumbuhan rahang sehingga sesuai dengan ukuran gigi tetap yang lebih besar daripada gigi susu. Gerakan rahang yang tidak optimal juga bisa menghambat  kemampuan bicara.
Bantu dengan:
  • Melatih anak makan makanan padat sesuai pertambahan usianya. Sejak usia satu tahun dia sudah bisa makan nasi. Jangan tunda memberikan balita makanan padat hanya karena Anda tak ingin dia makan lebih lambat.
  • Biasakan anak makan di meja makan agar ia terbiasa makan dengan baik, perhatiannya juga tidak teralihkan pada hal lain sehingga dia tidak akan mengemut makanannya.
4. Tak mau gosok gigi. Mengajak balita menyikat gigi bukanlah hal mudah. Maklum, mulut mungilnya “menolak” ketika harus dimasuki sikat gigi, beberapa anak bahkan mengalami mual. Terlebih lagi anak usia ini juga sedang hobi melawan. Biar Anda sudah membiasakannya gosok gigi sejak bayi, di usia ini mengajaknya menggosok gigi ibarat mengajaknya perang!  
Bantu dengan:
  • Mengajaknya ke dokter gigi, minta dokter gigi untuk menjelaskan cara menggosok gigi yang benar.
  • Tempelkan gambar gigi busuk atau gambar anak tertawa dengan gigi geligi berwarna hitam, di cermin wastaffel tempat si kecil biasa menggosok gigi. Tunjukkan pada anak, giginya bisa rusak seperti pada gambar, bila ia malas menggosok gigi.
  • Sediakan 2 buah sikat gigi yang lucu lengkap dengan 2 pasta gigi anak dengan rasa buah yang berbeda.
  • Sambil menggosok gigi anak, bernyanyilah “Mari Kita Gosok Gigi”, agar acara menggosok gigi jadi menyenangkan. (me)
Baca juga:
Awal Kemunculan Gigi Bayi
Gigi Balita Kuning dan Keropos
Balita Gosok Gigi Sendiri
Gigi Bayi Miring?
Melawan Karies Pada Gigi Bayi



















































































 



Artikel Rekomendasi