5 Masalah Saat Anak Bermain dengan Teman

 

Fotosearch


Inilah yang harus Anda lakukan, bila masalah datang:
  • ANAK DAN TEMAN BEREBUT MAINAN
Yang bisa Anda lakukan: Anda mungkin tidak tahan dengan jeritan anak dan temannya yang merebutkan mainan yang sama, tapi Vera Itabiliana, psikolog perkembangan anak dan remaja, menyarankan agar Anda tidak langsung terlibat. “Kecuali, bila sudah ada aksi fisik, seperti memukul, di antara mereka,” tambah Vera.

Setelah itu, Anda dapat segera menghentikan mereka dan tanyakan masalahnya. Sarankan mereka bermain bersama, atau memainkan mainan secara bergantian.

Tidak berhasil juga? Ambil mainan dari mereka. Menurut Vera, langkah ini membantu kemampuan anak untuk memecahkan masalah, di mana ia akan belajar berbagi mainannya daripada tidak bermain sama sekali.
  • ADA SATU TEMAN YANG TERSISIH
Yang bisa Anda lakukan: Kemampuan sosial dan karakter tiap anak memang berbeda-beda. Ada yang suka mengamati kejadian dan asyik dengan dirinya sendiri, daripada terlibat dalam pembicaraan. Sementara ada juga anak yang suka mengarahkan semua temannya untuk ikut serta. "Jadi, biarkan saja,” jawab Vera.

Namun, Anda bisa mengarahkan si kecil menjadi tuan rumah yang baik di sini. Minta ia menemani temannya yang misalnya belum selesai makan, dan melibatkan semua temannya dalam kegiatan-kegiatan permainan. Tuan rumah yang baik tidak akan membiarkan tamunya tertinggal, bukan?

Baca juga: Aman Bermain Pasir
  • ANAK NEMPEL TERUS SAMA BUNDA
Yang bisa Anda lakukan: Biarkan anak mengamati situasi terlebih dulu. Beri ia waktu, dan pastikan Anda tetap berinteraksi dengan para bunda yang lain atau teman-teman baru anak. Dari sini anak bisa melihat bagaimana caranya bersikap baik dengan orang lain.

“Ada beberapa anak secara psikososial lebih terlambat dari anak lainnya. Misalnya, ia berusia 5 tahun, tapi kemampuan sosialnya masih seperti anak 3 tahun. Jadi, ia harus lihat mamanya dulu, mengamati, dan merasa aman dulu. Hindari memaksanya. Semakin ditekan, ia akan semakin merasa insecure dan menempel terus dengan mama,” kata Vera.

Beri anak sedikit waktu dan tanyakan sesekali bilamana ia siap untuk bermain dengan teman-temannya.
  • ANAK TERLALU AKTIF
Yang bisa Anda lakukan: Menemukan teman yang cocok diajak bermain pasti akan membuat anak ingin mengeksplorasi rumah Anda dengan berlari, berteriak, dan tawa yang tak terhentikan.

Cukup ingatkan anak untuk tidak berperilaku ceroboh, hingga merusak barang, dan melukai dirinya atau temannya. Pastikan juga ia tahu bahwa ia harus merapikan kembali mainan atau barang-barang di rumah yang berantakan.
  • TEMAN ANAK DATANG TERLALU SERING
Yang bisa Anda lakukan: Bila Anda merasa tidak keberatan menerimanya hari itu, dan anak pun merasa tidak keberatan bermain, biarkan saja dulu. Namun, bila waktu kedatangannya itu mengganggu waktu tidur atau belajar anak, maka saatnya Anda bertindak.

Bila orang tua teman anak menghubungi untuk meminta izin bermain terlebih dulu, katakan bahwa si kecil sedang tidak bisa bermain saat ini, atau Anda tidak akan ada di rumah untuk mengawasi.

“Saat dibilang seperti itu, seharusnya orang tua teman si kecil dapat mengerti. Katakan maaf dan janjikan waktu bermain di kesempatan lain,” ujar Vera.

Namun, bila teman si kecil datang dengan sendirinya tanpa menghubungi Anda terlebih dulu, tanyakan apakah ia sudah mendapatkan izin dari bundanya untuk bermain. Hubungi orang tuanya, bila Anda keberatan anak meluangkan waktu bermain di hari itu.


Baca juga: Aktif Bermain, Menyenangkan dan Menyehatkan Bagi Balita

 



Artikel Rekomendasi