9 Hal Wajib Tahu Jika Ibu Hamil Ingin Berolahraga Rutin

 


Foto: Pixabay

Para ahli tetap menyarankan ibu hamil tetap aktif di sepanjang usia kehamilan. Apalagi bila sebelum hamil Bunda sudah rutin berolahraga, maka tidak ada alasan untuk berhenti berlatih sepenuhnya. Olahraga rutin dapat membantu memperbaiki postur tubuh serta menurunkan ketidaknyamanan yang muncul selama kehamilan, misalnya sakit punggung dan sakit kepala. Aktif secara fisik juga mengusir stres dan menjaga stamina yang dibutuhkan untuk proses persalinan.

Tentunya pilihan olahraga dan durasi latihan butuh penyesuaian lagi karena ibu hamil harus memikirkan kondisi janin juga. Cukup luangkan waktu maksimal 30 menit—termasuk 5 menit pemanasan dan 5 menit stretching—untuk berolahraga sesuai kemampuan dan latihan tidak perlu dilakukan setiap hari dalam seminggu.

FYI, kondisi ibu hamil yang dilarang berolahraga di antaranya pernah mengalami pendarahan, rahim tergolong lemah, punya riwayat keguguran dan kelahiran prematur, serta posisi plasenta yang rendah. Belum yakin terhadap kondisi kehamilan? Berkonsultasilah dengan dokter kandungan sebelum menjalani olahraga di trimester akhir kehamilan. Apa saja dos dan don’ts olahraga saat hamil, berikut daftar lengkapnya seperti dilansir dari WebMD.com.

Dos
- Memakai pakaian olahraga yang longgar dan nyaman—termasuk support bra.
- Kenakan sepatu yang didesain sesuai jenis olahraga yang Anda pilih agar terhindar dari cedera.
- Berolahragalah di permukaan datar untuk mencegah cedera.
- Konsumsi kalori sesuai kebutuhan saat ibu hamil—hitungannya lebih dari 300 kalori per hari sebelum Anda hamil—dan program latihan olahraga Anda.
- Beri jeda satu jam setelah makan sebelum memulai olahraga.
- Minum cukup air sebelum, selama, dan setelah berolahraga.
- Jika melakukan latihan di lantai/berbaring, bangunlah secara perlahan untuk menghindari pusing.

Don’ts
- Berolahraga hingga kelelahan. Bila tidak bisa berbicara normal saat berolahraga, kemungkinan besar Anda melakukan latihan secara berlebihan sehingga harus menurunkan intensitas kegiatan.
- Meneruskan sesi olahraga ketika dada terasa nyeri, area perut hingga rahim terasa sakit yang disertai kontraksi, tidak ada pergerakan dari janin, terjadi pendarahan vagina, muncul kebocoran cairan secara stabil, jantung berdetak lebih cepat atau denyutnya tidak normal, tiba-tiba muncul pembengkakan pada ankle, tangan, wajah, serta betis terasa nyeri, maupun kesulitan berjalan. Waspadai!


ALICE LARASATI


Baca juga:
4 Olahraga Ringan untuk Ibu Hamil di Trimester Pertama
Yuk, Lindungi Anak dari Dalam

 



Artikel Rekomendasi