Ini Lho, Mengapa Ibu Hamil Perlu Cermati Pertambahan Berat Badan

 

 
Foto: Dok. Shutterstock.

Nutrisi ibu hamil memiliki banyak dampak, baik bagi ibu, janin, juga kelak ketika anak -yang dilahirkan oleh ibu hamil dengan berat badan berlebih- beranjak dewasa. Fakta ini dikemukakan dr. Boy Abidin, SpOG(K)-FER, dokter spesialis Kebidanan & Penyakit Kandungan - Konsultan Fertilitas & Reproduksi dalam acara peluncuran Anmum Materna Lite produksi PT. Fonterra Brands Manufacturing Indonesia, Kamis (9/3) lalu di restoran Seribu Rasa di kawasan Gunawarman, Jakarta Selatan.  

Banyak Ibu Hamil Overweight 


Berdasarkan data dari Maternal Nutrition Southeast Asia Regional Report 2021 tentang "Nutrisi Ibu dan Makanan Pendamping", Indonesia termasuk negara yang memiliki tingkat maternal overweight tertinggi di antara 6 negara lain di Asia Tenggara. Angka ini membuat praktisi kesehatan di Indonesia prihatin, khususnya para dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan, yang bertekad mengingatkan kembali kepada para wanita hamil agar mencatat pertambahan berat badannya selama hamil.

Risiko Berat Badan Berlebih pada Ibu


Penambahan berat badan yang sehat dan pemenuhan nutrisi yang tepat dibutuhkan untuk kehamilan yang sehat. Namun, penambahan kuantitas konsumsi makanan tanpa memerhatikan jenis nutrisi yang tepat dapat menimbulkan berat badan berlebih. Kondisi ini bisa menimbulkan risiko pada kesehatan ibu, misalnya risiko diabetes gestasional, tekanan darah tinggi, dan preeklamsia.
 
 
Foto : (Dari kiri ke kanan) dr. Boy Abidin, SpOG(K)-FER, Kesha Ratuliu, Haryadi Raharjo, Scientific & Nutrition Manager, Fonterra Brands Indonesia, dan Riescha Puri Gayatri Marketing Director at Fonterra, Dok. Anmum Materna Lite.

Selain risiko pada ibu saat hamil dan melahirkan, dikatakan dokter Boy, ibu yang pada saat hamil kekurangan kalsium berisiko lebih tinggi mengalami osteoporosis pada saat ia memasuki masa menopause kelak. "Jika ibu kurang kalsium saat hamil, kalsium akan dipakai oleh janin untuk tumbuh dalam kandungan. Sehingga si ibu berisiko kekurangan kalsium dan terjadilah tulangnya keropos pada saat ibu nanti menopause," jelas dokter yang juga host Dr.Oz Indonesia ini.

Cermati Kebutuhan Mikro dan Makro Nutrien


Tidak selamanya ibu hamil harus makan banyak, apalagi pakai teori "makan untuk dua orang". Sudah ada takaran kebutuhan kalori pada ibu hamil di trimester pertama, kedua dan ketiga. Prinsipnya kebutuhan kalori per hari ibu hamil itu: Kebutuhan kalori harian sesuai usia dan kondisi berat badan + 180kkal (Trimester I), +300kkal (Trimester II) dam +300kkal (Trimester III).

"Kenaikan berat badan ini juga tergantung dari berat badan ibu sebelum hamil, ya. Kalau di awal sudah obesitas kenaikan 7 hingga 11 kilogram saja. Kalau kurus bisa 12 hingga 18 kilogram. Itu perkiraannya," jelas dokter Boy.

Mudahnya begini,
- Pada 3 bulan pertama, per 1 bulan kenaikan berat badannya 1 kilogram.
- Pada 3 bulan kedua atau trimester kedua, kenaikannya adalah 2 kilogram per bulan.
- Pada 3 bulan ketiga atau trimester ketiga, kenaikannya adalah 3 kilogram per bulan.

"Tapi nanti juga perlu dilihat lagi, korelasinya dengan tumbuh kembang janin dalam kandungan," tambah dokter Boy.

Selain memperhatikan jumlah kalori dan kenaikan berat badan, memperhatikan asupan harian juga penting. Minimal ibu hamil perlu memenuhi kebutuhan 8 nutrisi penting ibu hamil yakni, protein, serat, asam folat, vitamin B12, kalsium, zat besi, yodium, dan zinc.

"Ingat ya Bu, anak perempuan yang saat hamil ibunya anemia, bisa bermasalah dengan siklus menstruasi dan kesuburannya kelak," pesan dokter Boy.
 
 

 "Saat hamil pertama, saya sempat naik berat badan hingga dua puluh tiga kilogram, badan saya malah sakit. Sekarang saya pertahanin supaya nggak sampai naik dua puluh tiga kilogram lagi," ujar Kesha Ratuliu, selebritas, calon ibu dua anak. Foto: Dok. Anmum Materna Lite

Ibu Gemuk, Kok, Janin Kecil?


Kenaikan berat badan janin tidak selalu sama naiknya dengan berat badan. Aliran makanan bisa mencapai bayi, namun tergantung kualitas plasenta dan tali pusat ke janin. 

Pada saat janin berusia 12 minggu, sirkulasi darah mulai terjadi antara plasenta dengan ibu. "Sirkulasi ini terkait dengan bagaimana proses awal pembentukan janin itu sendiri. Jadi proses embriologi, pembentukan kromosom, sel, hingga  tertanam dan menempel di rahim terjadi proses komunikasi di situ dan terbentuklah aliran darah dari plasenta ke janin juga ibu," jelas dokter Boy. 

Sehingga, selain proses terjadinya kehamilan, terbentuknya janin, hingga perlekatan buah kehamilan, kondisi ibu saat mulai implantasi juga sangat berpengaruh ke kualitas aliran nutrisi dan oksigen ke janin. "Inilah mengapa, kami selalu mengingatkan pentingnya menjaga kualitas kesehatan wanita bahkan sejak masih remaja karena akan berpengaruh pada apa yang terjadi pada saat ia hamil," jelas dokter Boy.

Namun, masih diingatkan dokter Boy, penyebab janin kurang berat badan bisa berbagai macam.
1. Bisa karena suplai kurang ke bayi, akibat ibu yang kurang nutrisi.
2. Bisa suplainya cukup, tapi distribusinya bermasalah karena aliran darah plasenta dan sebagainya.
3. Bisa saja suplai dan distribusi cukup, tapi penyerapan bermasalah.


Baca Juga:

Hamil: Waspada Berat Badan!
Perhitungan Berat Badan Saat Hamil
Bagaimana Meningkatkan Berat Badan Janin?
 

 


Topic

#ibuhamil #beratbadanibuhamil #ibuhamilkegemukan #hamilkegemukan #kelebihanberatbadan #diabetesgestasional



Artikel Rekomendasi