Suami Pendukung Nomor Satu Kehamilan Istri

 


Ayah, selamat untuk kehamilan pertama Anda. Lho, memang suami bisa hamil?
 
Ya, Bun, jangan aneh bila mendengar istilah ‘suami hamil’, pasalnya para suami milenial cendrung tidak malu-malu untuk terjun langsung dalam proses kehamilan istrinya. Tak hanya mendukung dari segi dana, tetapi juga dukungan moral, waktu, dan pikiran, seakan mereka juga ikut hamil.
 
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Women's Health, menemukan bahwa wanita yang tidak menerima dukungan pasangan selama kehamilan memiliki tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi, dan cenderung merokok.
 
“Dukungan pasangan mungkin merupakan target intervensi yang penting, dan berpotensi dimodifikasi untuk meningkatkan hasil kehamilan,” para peneliti menyimpulkan.
 
Studi lain, yang dimuat di Journal of Maternal-Fetal & Neonatal Medicine, mengamati dampak dukungan emosional dan finansial pasangan terhadap 'stres yang dirasakan' ibu selama kehamilan.

Memiliki pasangan yang terlibat secara emosional dan mendukung secara finansial berkorelasi secara signifikan dengan penurunan tingkat stres  para ibu. Selain itu, partisipasi pasangan dalam pertemuan pranatal sangat terkait dengan penurunan tingkat stres di kalangan ibu.
 
Para peneliti menekankan bahwa, kesehatan mental para ibu berdampak langsung pada kesehatan calon bayi. "Stres yang dirasakan oleh ibu selama kehamilan, dapat menyebabkan hasil kehamilan yang merugikan yang mengancam kesehatan fisik dan mental ibu dan anak," tulis para peneliti studi.
 
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, para suami milenial tidak malu-malu  mendukung pasangannya yang sedang hamil. Tetapi, kendala yang kerap dihadapi adalah tidak tahu cara melakukannya, atau cara terbaik untuk terlibat langsung dalam proses kehamilan itu sendiri.
 
Tenang Ayah, untuk memulainya, tidak ada salahnya bertanya. Komunikasi adalah kuncinya, tanyakan pada istri apa yang mereka butuhkan, apa yang mereka rasakan, dan apa yang mereka ingin Anda bantu.
 
Untuk membantu para Ayah mewujudkan 9 bulan yang menakjubkan, simak 4 tips jadi suami supportive saat istri hamil.
 
Belajar lagi
Pengetahuan adalah kekuatan. Semakin banyak Anda belajar tentang perubahan yang terjadi pada tubuh pasangan Anda selama kehamilan, semakin mudah bagi Anda untuk memahami keadaan emosional dan fisiknya. Ayah juga bisa lebih siap dalam mendampingi Bumil menghadapi apapun  tantangan selama masa kehamilan kelak.
 
begitu juga untuk mengetahui perkembangan janin yang sehat dan cara mempersiapkan persalinan, serta masa nifas. Ini adalah informasi yang harus Anda hafal di luar kepala ya, bapak-bapak.
 
Terlibat langsung
Langkah selanjutnya adalah tunjukan dukungan secara langsung dengan selalu hadir di setiap tahapan perkembangan janin. Dampingi istri tercinta saat jadwal kontrol kandungan. Ikut aktif bertanya pada dokter kandungan mengenai informasi ibu hamil, perkembangan janin dan mengasuh bayi baru lahir.
 
Ayah juga harus Berpartisi dalam pengambilan keputusan tentang tes pranatal yang akan diambil oleh istri, penyedia layanan kesehatan mana yang sesuai untuk keluarga Anda, termasuk di mana tempat persalinan kelak akan dilaksanakan. Ikuti juga kelas-kelas melahirkan atau kelas mengasuh bayi.
 
Saling terbuka
Kehamilan dapat memunculkan berbagai macam emosi, dapat memicu memori yang menyakitkan, dapat menimbulkan perasaan ragu-ragu dan takut. Yakinkan pasangan Anda, bahwa ia dapat membagi segala keresahan bahkan hal-hal yang sulit untuk diceritakan pada Anda. Jadilah pendengar yang baik, tanggapi dengan pikiran terbuka tanpa menghakimi dan menyelak ceritanya.
 
Hati-hati dalam bertanya atau berkomentar
Ayah bukan dukun yang bisa selalu tahu apa yang ada di pikiran atau apa yang dibutuhkan istri. Jadi, daripada sotoy alias sok tahu, cara terbaik untuk mengetahuinya adalah bertanya langsung. Tapi jangan terlalu sering bertanya, gunakan juga insting dan ilmu yang telah Anda pelajari untuk memenuhi kebutuhan istri yang sedang hamil.
 
Terakhir dan merupakan hal yang paling penting adalah hindari komentar atau pendapat yang bisa membuat istri sedih apalagi stres seperti, “kamu gendutan ya,” “kok, makan terus?” “sejak hamil kamu terlihat lebih lusuh,” “kayaknya kamu terlalu kurus, deh.”

Baca juga:
Alasan ibu hamil perlu minum susu
Sebulan menikah langsung hamil, kok bisa cepat?
5 kemungkinan penyebab tak kunjung hamil

Debbyani Nurinda

 

 



Artikel Rekomendasi