8 Kecemasan Orang Tua Baru

 

Foto: shutterstock
 


Bayak yang dicemaskan orang tua baru. Dari bayi mati sampai soal keuangan.

 

Menjadi orang tua adalah pekerjaan yang menyenangkan tetapi juga sangat sulit. Banyak orang tua yang khawatir tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dengan mengetahui kecemasan Anda, Anda pastinya akan mencari tahu cara mengikis kecemasan itu.

 

Menjadi orang tua memang tidak ada panduannya. Wajar bila Anda sebagai orang tua masih bingung pada awalnya dan mengkhawatirkan banyak hal. Terutama bila Anda hidup jauh dari orang tua yang dapat diandalkan sebagai sumber informasi dan support system yang handal. 

 

Kerap kali punya bayi itu jauh dari yang Anda harapkan. Anda mungkin berharap bayi Anda selalu tersenyum, montok menggemaskan. Itu memang bisa Anda dapatkan bila Anda selalu membuat perutnya kenyang, yaitu menyusui dengan ASI, mengajaknya bicara dan siap selalu membersihkan tubuhnya. Bila itu terabaikan Anda akan menghadapi bayi yang rewel dan jarang tersenyum. Namun senyatanya, menyusui itu butuh perjuangan karena bayi menyusu setiap 2 jam, ganti popok setiap buang air besar yang bisa terjadi 8 kali sehari. 

 

Ini kecemasan yang sering dialami orang tua baru

- Bayi meninggal saat orang tua tidur. SIDS jarang terjadi di Indonesia, karena bayi tidur bersama ibunya dan menyusu setiap 2 jam. Sampai usia 12 bulan sebaiknya bayi tidur sekamar dengan kedua orang tuanya.

- Tidak bisa mencintai bayi. Ada ibu dan ayah yang bisa langsung jatuh cinta pada bayinya sejak hari pertama lahir. Ada pasangan orang tua yang butuh waktu untuk bisa menjalin ikatan dengan bayinya. Bonding akan terjadi bila bunda dan ayah bersama-sama mengasuh dan merawat bayi. Tapi bila ibu atau ayah sampai berbulan-bulan tidak dapat mencintai anak, sebaiknya mencari bantuan dokter ahli jiwa. Mungkin Anda mengalami baby blues atau depresi.

- Takut melukai ubun-ubun yang masih berdenyut. Meski berdenyut, kulit yang melapisi ubun-ubun cukup kuat. Apakah mencuci rambut dan menyisirnya akan melukai ubun-ubun? Tentu tidak. 

- Takut bayi jatuh. Amankan seluruh area rumah Anda, pastikan lantai tidak licin sehingga Anda tidak akan tergelincir saat menggendong bayi. Pelajari cara tepat menggendong bayi sehingga bayi tidak meluncur dari tangan Anda.

- Takut bayi tidak normal. Ketakutan ini muncul karena Anda membandingkan anak Anda dengan anak orang lain. Anak lain sudah dapat miring-miring tapi anak Anda belum. Anak tumbuh dan berkembangan mengikuti irama dan temponya masing-masing. Mungkin anak Anda belum bisa miring-miring tapi sudah tumbuh gigi. Anak lain bisa melangkah di usia 10 bulan, tapi anak Anda mungkin sudah bicara di usia itu.

- Khawatir bayi nangis terus. Normal untuk bayi baru lahir. Komunikasi satu-satunya adalah dengan menangis, mulai minggu ke 2, dan mencapai puncaknya di minggu ke 8, umumnya menjelang senja sampai malam dan tidak bisa ditenangkan. 

- Khawatir bayi tidur terlalu lama. Bayi baru menggunakan sebagian besar waktunya untuk tidur. Di antara waktu tidurnya dia akan menyusu sebanyak 8 sampai 12 kali, buang air kecil minimal 6 kali, dan buang air besar sampai 8 kali. Tak ada yang perlu dikhawatirkan bila fesesnya berwarna kuning cerah.

- Khawatir soal keuangan. Banyak orang tua khawatir tidak dapat memberikan penghidupan yang layak untuk anaknya. Perencanaan keuangan penting dilakukan sebelum melahirkan dan menyiapkan bujet saat melahirkan. Selama Anda memiliki penghasilan tetap dan tabungan cukup, tak perlu khawatir soal keuangan.

Baca juga

Yang Dikhawatirkan Ibu Baru Soal Bayinya
6 Hal Ayah Wajib Tahu Soal Ibu Baru
4 Perilaku Mom Shaming yang Jadi Racun Bagi Ibu Baru
Kesalahan Ibu Millennial

 



Artikel Rekomendasi