Dukung Anak Untuk Sekolah Dengan Cara Baru

 



Pro dan kontra dibukanya kembali Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas setelah sekolah online, wajar terjadi. Setelah satu tahun merasa nyaman dan aman bersekolah dari rumah, melepas kembali anak ke sekolah butuh penyesuaian.
 
Polling yang dilakukan terhadap audiens Parenting Indonesia, ini hasilnya:
- Aman melepas anak PTM : 42 persen
- Tidak siap PTM : 53 persen
- Tidak setuju PTM : 48  persen
 
Samanta Elsener, S.Psi, M.Psi, Psikolog Anak dan Keluarga, dalam acara webinar ayahbunda dan Parenting Indonesia bertajuk Siap-Siap Sekolah Tatap Muka, 19 April 2021, hadir sebagai salah satu narasumber.
 
Pada webinar itu, Samanta mengatakan bahwa banyak orang tua dan guru menanti-nantikan PTM segera dilaksanakan kembali, karena besar harapan anak-anak dapat terstimulasi lagi secara efektif dan dapat mengejar ketertinggalan selama pembelajaran jarah jauh (PJJ). Namun, prosedur dalam pelaksanaan PTM ini memerlukan tahapan pengenalan dan pembiasaan oleh anak-anak. Khawatir jika terjadi euforia di awal-awal masuk sekolah justru terkena klaster sekolah.
 
“Sebagai psikolog, saya ingin mengingatkan, agar kita memiliki tragic optimism. Sekalipun kondisi kita masih dalam kondisi pandemi, kita perlu selalu optimistis bahwa seluruh pihak akan saling bekerja sama menciptakan collective resilience. Seluruh pihak yang terlibat dalam PTM mampu bekerja sama, bergotong royong membuat PTM pascapandemi berjalan dengan baik, dan anak-anak beserta peserta didik selalu dalam keadaan sehat,” katanya.
 
Tak dipungkiri, satu tahun belajar di rumah, anak-anak dan orang tua sudah merasa nyaman. Lantas, penyesuaian macam apa yang sebaiknya orang tua dan anak lakukan?
 
“Penyesuaian mental akan terjadi pada rentang 2 minggu sampai 2 bulan. Selama rentang itu, anak akan terbiasa dengan protokol kesehatan. Tetapi, untuk bangun pagi dan berangkat ke sekolah akan butuh waktu lebih panjang untuk penyesuaiannya,” kata Samanta. Terlebih, bila jarak dari rumah ke sekolah jauh.
 
Samanta mengimbau agar orang tua mendorong anak untuk sekolah dengan cara baru, yaitu mengkuti protokol kesehatan. Anak mungkin merasa kecewa, karena berharap bisa bermain di sekolah tetapi ternyata harus segera pulang setelah sekolah usai.
 
Imma Rachmani
Foto: Freepik

 

 


Topic

#pembelajarantatapmuka #corona #coronavirus #viruscorona #covid19 #dirumahsaja #dirumahaja #belajardirumah #workfromhome #vaksin #vaksincovid19 #sinovac



Artikel Rekomendasi