Kepercayaan Jadi Kunci Pembentuk Pribadi Anak

 

Setiap anak harus mengembangkan perasaan mampu memberdayakan diri sendiri dan harus menemukan seseorang untuk mendukungnnya  - bukannya melarang-larang -  agar ia bisa menjadi manusia yang kuat, demikian pendapat psikolog dari  Universitas Zurich, Jürg Frick

Agar anak menjadi pribadi yang kuat, memercayai anak dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
  • Bertanya pada balita Anda yang berusia 2-3 tahun, kegiatan  apa yang ingin ia lakukan pada hari libur.  Ketika aank bisa menjawab "ia ingin bermain di taman", itu berarti ia  sudah belajar membuat keputusan dan memiliki kontrol akan hidupnya.
  • Melibatkan anak balita usia 3-4 tahun ikut berembuk dalam memilih satu keputusan, misalnya baju apa yang ingin dikenakan atau menu apa untuk sarapan hari ini.  Namun, tentu saja kita harus membantunya mengambil keputusan agar dapat  menentukan yang terbaik, misalnya dengan memberi petunjuk: "Kita akan ke mal yang ac-nya dingin, sebaiknya pakai model baju yang hangat" atau "Pagi ini kita  harus bergegas, jadi menu sarapannya yang mudah dibuat, ya".
  • Biarkan anak melakukan sendiri tugas-tugas secara mandiri, sesuai dengan kemampuan usianya, misalnya: makan, mengancingkan baju, merapikan mainan, atau memakai sepatu. Jangan terlalu membantu anak.   Adalah keputusan anak sendiri untuk menerima bantuan dari orang lain, manakala ia benar-benar membutuhkan.
Katharina Zimmer, psikolog dan penulis mengibaratkan anak seperti dua butir telur yang menari di ruang bebas.  "Anak membutuhkan bimbingan untuk dilindungi, dan sesekali diberi kebebasan. Tugas orangtua adalah menyeimbangkan keduanya".     

Ia tidak memungkiri, terkadang orangtua ragu untuk memutuskan kapan saatnya membiarkan anak dan kapan saatnya melarang.  Untuk itu, Zimmer memberi "rumus":   “Satu kata "tidak"  sepadan dengan 5 hingga 10 kata  "ya". Jadi,  bila Anda akan memberi jawaban "tidak" pada anak, bersiaplah untuk memberi lebih banyak lagi kata "ya"  padanya dan menjawab setiap pertanyaan nya dengan penuh kesungguhan."

Berbuat kesalahan, bagi Zimmer, adalah hal yang penting bagi anak. "Kesalahan membuat anak memahami bagaimana cara menghidari kesalahan yang sama di masa depan."

Zimmer juga percaya anak-anak harus bersikap sedikit nakal untuk memahami bahwa ia dapat berbenturan dengan orang lain.  "Anak juga harus diberi kesempatan untuk membangkang,  supaya ia bisa belajar memformulasikan pikiran dan pendapat.  Anak sesekali  harus melawan orang dewasa dan sesekali boleh menang,  agar ia belajar bahwa kemerdekaan berbicara adalah hak milik semua orang  - tidak pandang usia  -  dan tidak selamanya orang dewasa selalu benar. (Titie Utomo - Kontributor)

Rekomendasi buku:
Perawatan Bayi Baru



















Baca juga:
 


 



Artikel Rekomendasi