4 Cerita Rakyat untuk Dongeng Sebelum Tidur

 


Foto: Pixabay


Semua anak senang mendengarkan dongeng sebelum tidur. Sudah bosan dengan ksatria yang melawan naga untuk menyelamatkan puteri? Coba sesekali Ayah dan Bunda pilihkan cerita rakyat khas Indonesia untuk mengenalkan si kecil dengan budaya lokal. Berikut empat dongeng dan cerita rakyat mengenai asal-usul suatu tempat yang bisa dibacakan kepada anak. Bonusnya: Bunda dan Ayah bisa mengajak anak berkunjung ke sana saat liburan, deh.

1. Malin Kundang
Cerita asal Sumatra Barat ini selalu menarik untuk dibacakan kepada anak-anak. Bercerita mengenai seorang anak bernama Malin Kundang yang tidak mau mengakui keberadaan ibunya sehingga ia dikutuk menjadi batu. Di pesisir Pantai Air Manis, Kota Padang, Sumatra Barat terdapat batu yang menyerupai pecahan kapal dan bentuk badan seseorang yang sedang menelungkup.

Pesan moral: Harus hormat kepada orang tua agar tidak kualat.

2. Sangkuriang
Legenda Sangkuriang mengisahkan asal-muasal terjadinya Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat. Seorang pemuda bernama Sangkuriang jatuh cinta kepada Dayang Sumbi yang ternyata ibunya sendiri. Untuk menolak lamaran tersebut, Dayang Sumbi mengajukan persyaratan agar Sangkuriang membendung Sungai Citarum dan membuatkan kapal yang besar dalam semalam. Sangkuriang menyanggupi dan meminta pertolongan mahkluk gaib untuk membantunya. Namun, sebelum pekerjaannya selesai ayam telah berkokok yang menandakan datangnya fajar. Kemarahan Sangkuriang diluapkan dengan menendang kapal yang hampir jadi hingga menelungkup menjadi sebuah gunung dan akhirnya dikenal sebagai Gunung Tangkuban Perahu.

Pesan moral: Jujur dalam berlaku dan berkata-kata agar tidak terlibat masalah.

3. Hiu Sura dan dan Buaya
Inilah salah satu cerita dongeng yang beredar di Jawa Timur mengenai asal-usul nama Kota Surabaya. Alkisah ada ikan Hiu Sura dan seekor Buaya buas yang berebut wilayah kekuasaan. Keduanya tidak mau mengalah hingga terlibat dalam duel sengit dan membuat mereka terluka parah hingga akhirnya merenggut nyawa. Kedua hewan ini lantas menjadi simbol Kota Surabaya (sura berarti jaya, baya berarti selamat) yang memiliki arti pemuda Surabaya tidak gentar menghadapi bahaya.  

Pesan moral: Jangan menyelesaikan masalah dengan kekerasan.

4. Roro Jonggrang
Berdasarkan cerita rakyat yang diceritakan kembali secara turun-temurun, patung Roro Jonggrang di Candi Prambanan, Jawa Tengah merupakan putri dari Kerjaan Prambanan yang dikutuk. Seorang ksatria sakti Bondowoso dari Kerajaan Pengging membunuh Prabu Baka sebagai raja Prambanan untuk memperluas kekuasaan. Ketika sudah memimpin Kerajaan Prambanan, Bondowoso tiba-tiba melihat Roro Jonggrang yang cantik jelita dan langsung melamarnya. Roro Jonggrang pun membuat persyaratan kepada Bondowoso karena tidak menyukai pembunuh ayahnya. Ia meminta dibuatkan seribu candi dan dua sumur dalam satu malam.

Berbekal senjata sakti Bandung dan bala tentara jin, Bondowoso pun menyanggupi permintaan tersebut. Roro Jonggarang yang mengetahui Bondowoso telah menyelesaikan 997 candi dan satu sumur langsung panik. Untuk menggagalkan usaha Bondowoso, Roro Jonggarang menyuruh dayang-dayangnya membunyikan lesung dan menaburkan bunga yang wangi. Ayam yang mencium aroma bunga dan mendengar bunyi lesung langsung berkokok untuk mengabarkan bahwa pagi sudah tiba. Bala tentara jin langsung kabur melihat langit sudah kemerahan dan meninggalkan Bondowoso. Kegagalan tersebut membuat Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang untuk menjadi arca di dalam candi ke-1.000 atau candi sewu yang dibangunnya.

Pesan moral: Tidak boleh curang untuk mendapatkan suatu keinginan.


ALICE LARASATI


Baca juga:
Ajak Bayi dan Balita Mengobrol 2 Menit untuk Menyerap Kata Baru
Cara Mudah Memancing Kata Pertama Bayi
Yuk, Tularkan Kebiasaan Membaca Buku Sejak Anak Berusia 4 Bulan!
 

 

 


Topic

#akuanakindonesia



Artikel Rekomendasi