Indonesia Ranking 10 Besar Penderita Diabetes

 



Penyakit diabetes masih menjadi masalah kesehatan global termasuk di Indonesia. International Diabetes Federation 2011 memperkirakan pada tahun 2030 sebanyak 398 juta penduduk dunia akan mengalami prediabetes.
 
Prediabetes merupakan kondisi yang dapat mencetuskan terjadinya penyakit diabetes. Di Indonesia, angka kejadian prediabetes dua kali lipat dari angka penderita diabetes melitus tipe 2 (DMT2), atau 11 persen dari total penduduk Indonesia.

Melihat tingginya angka prediabetes tersebut, Nutrifood Indonesia sebagai brand yang memproduksi makanan sehat mengadakan program edukasi Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan Prediabetes pada 4 Mei 2017 di Jakarta. Dalam hal ini Nutrifood menggandeng sejumlah lembaga, antara lain: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta, dan Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA). Edukasi tersebut dihadiri oleh 100 dokter umum puskesmas di 5 wilayah DKI Jakarta.

Turut hadir dalam acara edukasi, drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH, Kepala Subdirektorat Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolisme, mengatakan, “Deteksi dini prediabetes sangat penting sebagai upaya menekan tingginya angka DMT2, terutama jika mengingat prediabetes tidak hanya menyerang kelompok usia tua, namun sudah ditemukan di kelompok usia muda.”

Membenarkan hal ini, dr. Widyastuti,MKM, Kepala Bidang P2P, DinKes DKI Jakarta, menyebutkan, “Penderita diabetes termuda ditemukan masih berusia belasan tahun. Dan salah satu pemicu diabetes itu sendiri adalah kurangnya aktivitas fisik.”
 
Menurut Susana, Head of Nutrifood Research Center, “Angka kejadian diabetes di Indonesia masuk 10 besar di dunia. Kegiatan edukasi ini merupakan kelanjutan dari program edukasi ‘Cermati Konsumsi Gula, Garam, Lemak (GGL) dan Baca Label Kemasan’ sebagai dasar edukasi pencegahan penyakit tidak menular.”
 
Sementara itu, Prof. Dr. dr. Mardi Santoso, DTM&H, Sp.PD-KEMD, FINASIM, FACE, Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) wilayah Jakarta menjelaskan, “Jika tidak ditangani dengan  baik, prediabetes dapat berkembang menjadi DMT2 dalam jangka waktu pendek. Oleh karena itu, prediabetes sebagai pencetus harus dapat diatasi sehingga penderita DMT2 dapat ditekan. Karena kalau tidak, nanti bisa menghabiskan dana BPJS.”

Program edukasi Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan Prediabetes ini ditujukan pada dokter umum puskesmas agar dapat melakukan deteksi dini prediabetes dan memberikan arahan pada pasien mengenai tata cara pencegahannya.  

(ALI/ALI)

 



Artikel Rekomendasi