Masa Depan Bangsaku dalam Genggaman Tangan Ayah dan Bunda

 

 
Dok. FG


Untuk berhasil mencapai target, pemerintah Indonesia didukung oleh Millenium Challenge Account–Indonesia (MCA-Indonesia), lembaga wali amanat di bawah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang mengelola dana hibah pemerintah Amerika Serikat dalam 3 sektor besar, salah satunya adalah sector kesehatan yang fokus pada usaha penurunan angka stunting.

Salah satu program yang telah berjalan sejak tahun 2013 dan masih berlanjut hingga saat ini adalah kampanye pencegahan stunting dalam 1000 hari pertama kehidupan anak, sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Dan disinilah Ayah dan juga Bunda bisa ambil peran bersama pemerintah untuk membantu menekan angka kejadian stunting pada anak sedini mungkin.

Cara yang dapat Anda lakukan cukup sederhana, yaitu dengan memastikan asupan gizi anak selama tiga periode kehidupan diterimanya dengan baik. Masa kehamilan adalah periode pertama Anda untuk memulai. Pastikan Anda selalu mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan menjalani pola hidup sehat. Makanan yang mengandung protein hewani sangat dianjurkan untuk memastikan perkembangan janin sempurna.

Periode kedua berjalan saat usia anak 0-6 bulan, dan pada masa ini ASI menjadi ‘senjata’ utama Ayah dan Bunda memenuhi seluruh kebutuhan gizinya tanpa perlutambahan lainnya. Kandungan ASI cukup untuk membentuk myelin otak yang melindungi sambungan-sambungan syaraf hingga terhubung sempurna, dan menjadi amunisi bagi keperluan bayi bertumbuh kembang. Barulah ketika anak berusia 6 bulan ia memerlukan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang mampu menopang proses tumbuh kembangnya yang lebih kompleks. Makanan tinggi zat besi sangat dianjurkan bagi anak dalam periode ini Bunda!

Tak henti di situ, proses ‘pengawalan’ gizi anak ini terus berlangsung hingga usianya 2 tahun dengan tetap meberikan ASI. Direktur Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk Mengurangi Stunting MCA-Indonesia, Iing Mursalin, menambahkan, “Orang tua tak perlu ragu untuk mengunjungi Posyandu dan Puskesmas apabila ingin memastikan kondisi kesehatan anak. Sejak 5 tahun lalu MCA-Indonesia telah berupaya memberi pelatihan para tenaga kesehatan agar mampu melaksanan pelayanan gizi dan kesehatan yang lebih baik dan memberi konseling pada orang tua tentang Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA).”

Kang Iing, sapaan akrab Iing Mursalin, juga menekankan bahwa dibutuhkan berbagai aspek untuk mencegah stunting pada anak. Tak sekadar terpenuhinya asupan gizi seimbang saja, namun juga perlu dukungan dari pola asuh orang tua yang tepat dan lingkungan tempat tinggal anak yang bersih terutama tempat tinggal yang memfasilitasi keluarga untuk menggunakan jamban sehat dan mendapat pasokan air minum yang higenis. Upaya ini dilakukan pemerintah bersama MCA-Indonesia melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

“Jika angka bayi lahir dengan berat badan rendah menurun, kemungkinan stunting juga akan berkurang. Maka dalam jangka panjang secara otomatis akan meningkatkan produktivitas anak yang akhirnya berpengaruh pada pendapatan anak dan pertumbuhan perekonomian Indonesia nantinya,” tutur Kang Iing.

Dengan adanya program-program yang merupakan bagian dari gerakan Gizi Tinggi Prestasi, MCA-Indonesia berupaya meningkatkan kesadaran dan kepedulian pemerintah serta masyarakat terhadap permasalahan stunting di Indonesia. Tentunya ini perlu ditangani secara konsisten dan gotong-royong agar penekanan angka stunting tetap menjadi isu kesehatan utama yang mampu turut andil dalam proses pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Webtorial
 

 



Artikel Rekomendasi