Sejak di dalam rahim, janin mendapatkan mikrobiota –mikroorganisme yang berkumpul di dalam usus- yang penting dalam proses metabolismenya. Mikrobiota ini ditransfer oleh ibu melalui plasenta, satu bulan sebelum bayi lahir dan melalui Air Susu Ibu.
Kumpulan makhluk kecil ini ternyata sangat berguna bagi kesehatan bayi kelak. Begitu
menurut Profesor D. Jan Knol, Direktur Biologi Usus dan Mikrobiologi, Riset Nutricia,
dalam Kongres Tingkat Dunia ke-8 tentang Pengembangan Kesehatan dan Penyakit, di
Singapura, November 2013 lalu.
Namun menurutnya, seiring dengan perubahan gaya hidup dan pola makan, mikrobiota tidak lagi tumbuh sempurna di dalam tubuh ibu. Ini mengakibatkan anak yang lahir
kelak berisiko mengidap alergi dan diabetes. Maka, pemberian zat gizi yang mengandung prebiotik penting bagi ibu dan bayi.
Selain itu, hasil penelitian Danone Nutricia yang telah melakukan penelitian dalam
berbagai kelompok ras anak di dunia menemukan, kebutuhan gizi dan nutrisi anak ras Asia, berbeda dengan kebutuhan anak dari ras Kaukasia. Perbedaan tersebut dipengaruhi jenis mikrobiota di sekeliling anak ras Asia, struktur tubuh dan gen yang berbeda dengan anak Kaukasia.
Dalam rangkaian seminar besar yang dihadiri Ayahbunda ini juga mengungkapkan
penelitian-penelitian baru seputar kesehatan ibu hamil dan anak. Beberapa penelitian
yang disponsori langsung oleh Danone Nutricia, Early Life Nutrition menunjukkan,
Nutricia peduli terhadap kehidupan awal kesehatan dan status gizi calon ibu.
Direktur Penelitian Nutricia Research, Singapura, Dr. Eline van der Beek mengungkapkan, kualitas gizi yang didapat oleh ibu, sebelum kehamilan dan selama
masa kehamilan, berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan komposisi tubuh bayi.
Ibu hamil yang obesitas, misalnya, selain meningkatkan risiko diabetes gestasional –
diabetes yang diderita ibu hamil- juga berisiko melahirkan bayi dengan berat yang cukup besar. Sebaliknya, ibu hamil yang kurang gizi, bisa meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah.
Kelahiran bayi dengan berat badan terlalu besar atau terlalu kecil ini merupakan cermin awal status gizi bayi. Kelak, berat badan tersebut bisa memengaruhi
perkembangan lemak tubuh bayi dan sangat mungkin meningkatkan risiko kelebihan berat badan hingga kegemukan anak kelak.
Lemak tubuh berkembang sangat cepat pada awal kehidupan. Selama awal kehidupan bayi, lemak membesar dan meningkat jumlahnya. Itulah mengapa, perkembangan awal bayi, yang dipengaruhi asupan gizi baik sumber karbohidrat, protein maupun lemak sangat penting dan bisa menentukan apakah ia berisiko mengalami obesitas atau tidak saat dewasa nanti.
Ia juga membahas bahwa asupan tinggi protein selama bayi, terutama 6 bulan pertama bisa meningkatkan berat badan, yang berhubungan dengan risiko obesitas. Air Susu Ibu yang mengandung protein dengan jumlah tepat sesuai usia bayi sehingga dapat
menghindarkan dari risiko tersebut. Pertumbuhan pada anak usia dini, terutama di periode keemasan telah terbukti memberikan dampak yang signifikan terhadap tumbuh kembang, kesehatan jangka panjang sehingga menyumbangkan kontribusi untuk kesuksesan anak di masa depan. Karenanya, asupan gizi yang seimbang dan tepat pada periode ini memiliki peran penting pada perkembangan sistem kekebalan tubuh, serta mendukung perkembangan otak dan pertumbuhan fisik. Gizi dan nutrisi yang tepat tentunya butuh perhatian khusus.
Itulah sebabnya Danone Nutricia mendirikan pusat riset yang bermarkas di gedung Helios, Singapura. Pusat riset satelit ini terintegrasi sepenuhnya dengan program Research & Development (R&D) Early Life Nutrition Global, di Utrecht, Belanda. Hingga saat ini, penelitian yang dilakukan telah melibatkan mulai dari 5000 eksperimen pengujian mikroba usus, hingga 4000 pengujian sistem imun. Penelitian-penelitian klinis tersebut dilakukan di 6 negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia.