Warung Anak Sehat Edukasi Pedagang Jajanan di Sekolah

 

Foto: Sarihusada

Sarihusada menggelar program Warung Anak Sehat (WAS) yang bertujuan mewujudkan sekolah dengan kantin sehat. Program ini sudah berjalan dua tahun dan berhasil menjangkau 350 sekolah dasar di empat kota, yaitu Bogor, Bandung, Yogyakarta, dan Ambon.

Talitha Andini Prameswari, WAS Project Manager Sarihusada, pada media workshop Program Warung Anak Sehat (25/10/2017) di Jakarta, menyatakan, “Ini adalah langkah nyata dari kami dalam mendukung upaya pemerintah untuk memperbaiki status gizi anak. Program WAS memiliki target untuk memperbaiki kebiasaan anak sekolah dalam mengonsumsi makanan/jajanan bersih dan sehat di lingkungan sekolah.”

Talitha juga menambahkan bahwa intervensi terhadap makanan atau jajanan sehat sangat penting. Mengingat anak usia sekolah menghabiskan banyak waktu di sekolah. Jika anak memiliki status gizi yang baik, maka ia dapat mengembangkan kemampuan fisik kognitif dan sosial-emosional secara optimal. Hal ini sesuai dengan misi Sarihusada untuk menciptakan Anak Generasi Maju.

Dalam pelaksanaan program WAS, Sarihusada berkolaborasi dengan para ahli dari instansi terkait, di antaranya Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (FEMA IPB) dan CARE International Indonesia. Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan edukasi gizi yang menyasar pada guru, orang tua, dan penjual jajanan di lingkungan sekolah, khususnya kantin sekolah, yang kemudian disebut sebagai Ibu Warung Anak Sehat (IWAS). IWAS memperoleh pemaparan agar dapat mengolah bahan berbasis lokal tanpa bahan tambahan yang berbahaya dengan menjaga sanitasi dan higienitas pengolahan hingga penyajian sesuai standar BPOM.  

Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku Sekretaris Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB, mengatakan, “Penting bagi orang tua maupun sekolah untuk dapat menyediakan akses terhadap makanan atau minuman yang sehat pada anak, karena pada usia tersebut anak sudah mulai memilih-milih makanan, juga adanya pengaruh teman dan lingkungan sekitar, serta masih minimnya kantin sekolah.”

Tak hanya edukasi, IWAS juga mendapat pengawasan dan evaluasi berkala dari Care International Indonesia. Sebagai pencapaian program WAS, sebanyak 72% IWAS binaan mengalami kenaikan pendapatan lebih dari 50% dengan mengaplikasikan edukasi gizi dan keterampilan usaha dari program WAS. Di antara pelatihan usaha atau keuangan yang diberikan, sebanyak 92% IWAS mengakui bahwa pelatihan pembukuan dasar sangatlah diperlukan dan berguna untuk memantau laba secara berkala.
 
“Dari hasil pantauan dan evaluasi berkala kami, para IWAS binaan merasakan kemajuan usaha selama bergabung dalam program WAS. Apalagi pihak sekolah sangat mendukung pelatihan untuk IWAS ini, bahkan pihak sekolah turut memfasilitasi para IWAS dalam berjualan dan orang tua murid juga berpartisipasi dengan menitipkan jajanan sehat kepada IWAS untuk dijual,” ujar Handayani Sagala selaku Warung Anak Sehat Project Manager dari CARE Internasional Indonesia.
 
Nurianti Rahayu penjual kantin di SDN Nogopuro Sleman, mengaku memperoleh manfaat dari program WAS. “Tentunya saya menginginkan yang terbaik bagi keluarga saya termasuk anak-anak di lingkungan sekitar yang juga sudah saya anggap seperti anak sendiri. Setiap hari berjualan di SDN Nogopuro Sleman membuat saya mengenal para murid di sini dan kebiasaan jajan mereka. Saya ingin mereka dapat mengonsumsi jajanan yang sehat dan aman namun tetap enak untuk dinikmati. Maka dari itu, bergabungnya saya di program WAS sampai saat ini membuahkan hasil yang bermanfaat. Tidak hanya bagi anak-anak yang jajan di warung saya, namun juga wawasan dalam mengolah makanan pun bertambah. Bahkan saya juga mendapat panduan dalam mengelola keuangan dengan baik sehingga penghasilan saya bertambah,” ujar Ibu Nuri. (Alika Rukhan)
 

 
 
 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Global Handwashing Day 2018

Lifebuoy menjadi mitra pemerintah menuju pencapaian tiga pilar penting SDGs melalui gerakan yang mengajak masyarakat #GabungAksiCuciTangan untuk Indonesia merdeka dari kuman.... read more