Cermati Degup Jantung Ibu Hamil

 

Di Amerika Serikat, gangguan jantung dialami oleh 1-4% ibu hamil, yang sebelumnya tidak pernah diketahui sama sekali oleh penderitanya. Di Indonesia, angka ini belum tercatat. Cermati detak jantung ibu hamil.

Kerja keras jantung. Dalam kondisi normal, jantung ibu hamil bekerja lebih berat. Kehamilan sendiri merupakan suatu proses yang membuat seluruh tubuh berubah. Saat hamil, volume darah akan bertambah sekitar 40%. Ini akibat dari meningkatnya kadar hormon estrogen, terutama pada usia kehamilan 30 minggu. Akibatnya, jantung harus bekerja lebih berat dan lebih cepat untuk memompa darah. Meningkatnya volume darah ini lebih besar dari peningkatan massa sel darah merah. Akibatnya, sering timbul anemia pada ibu hamil. Jadi, tanpa adanya gangguan jantung pun, kerja jantung sebenarnya sudah berat ketika hamil. Tak heran, jika ibu hamil ter kadang merasa napasnya terengah-engah dan mudah lelah, sekalipun kondisi jantungnya baik-baik saja.

Risikonya berat. Risiko gangguan jantung pada ibu hamil, bisa berupa serangan jantung, stroke, hingga membanjirnya aliran darah ke paru-paru. Jika sudah ada kelainan gagal jantung, biasanya suplai darah, baik yang ke otak atau ke ginjal, akan terganggu. Untuk memenuhi kebutuhan akan darah yang kaya oksigen, paru-paru harus bekerja keras, dan membengkak. Kondisi seperti itu jika tak segera diatasi, dapat menyebabkan kematian pada ibu hamil.

Mengatasinya. Kehamilan harus diawasi secara intensif oleh dokter spesialis kandungan dan dokter spesialis jantung. Jika perlu, ibu hamil diberi obat-obatan untuk mengatasi gangguan jantungnya, yang tentu saja aman bagi janin. Bila kondisinya stabil, maka si ibu dapat melahirkan bayi pada usia kandungan yang mencukupi (38-40 minggu). Tapi adakalanya janin harus dikeluarkan lebih awal, misalnya di usia 32 minggu.

Proses persalinan ibu hamil dengan gangguan jantung perlu perhatian lebih. Sebab, peningkatan aliran darah di pembuluh darah balik ke jantung yang terjadi ketika rahim berkontraksi, dapat membahayakan jantung. Pada proses persalinan itu, pengeluaran darah dari jantung meningkat 20% pada setiap kontraksi. Sehingga proses persalinan perlu ditunggui dokter ahli kandungan, dokter anestesi, dokter anak  dan dokter spesialis jantung yang berpengalaman. Sebab, pada kondisi tertentu ada pasien yang ketika melahirkan memang harus menjalani pembiusan agar tidak membahayakan jantungnya.

Penting memeriksakan diri. Untuk mencegah kemungkinan yang tak diinginkan, dokter biasanya menganjurkan wanita, terutama yang sudah tahu bahwa ia sudah menyandang gangguan jantung, untuk berkonsultasi lebih dulu ke dokter sebelum hamil. Konsultasinya bukan hanya dengan dokter spesialis kandungan, tetapi juga dengan dokter ahli jantung.

 



Artikel Rekomendasi

post4

Manfaat Jalan Kaki Untuk Ibu Hamil

Jalan kaki merupakan salah satu pilihan olahraga yang bisa dilakukan oleh ibu hamil. Sebelum melakukannya, pastikan dulu Anda tahu manfaatnya dan risikonya bagi kehamilan Anda.... read more

post4

Migrain Saat Hamil Bukan Hal Sepele

Migrain selama hamil tidak boleh dianggap enteng. Penelitian Dr.Cheryl Bushnell dari Duke University, North Carolina, AS, menemukan ada kaitan erat antara migrain dengan penyakit vascular (pembuluh da... read more