Si Dua Tahun Gemar Bertanya

 

Memang sudah menjadi hobi si dua tahun untuk selalu bertanya. Dan seringkali para ibu tak sabar menjawab pertanyaan-pertanyaannya, padahal masa ini adalah momen emas perkembangan kecerdasannya.

Ibarat prosesor komputer, si dua tahun memiliki daya kerja yang luar biasa cepat dan canggih. Rasa ingin tahunya sangat besar. Tak pelak lagi, Anda pasti akan kerepotan dihujani pertanyaan bertubi-tubi. Jangan gusar, sebaliknya, syukurilah, sebab ini adalah pertanda tingkat kecerdasan anak tinggi.

Harap dimaklumi, karena pada usia ini, di mana kemampuan kognitifnya mulai berkembang, banyak hal mulai membuatnya bingung. Dan jangan kesal jika ia juga menanyakan hal-hal yang sebenarnya sudah pernah ditanyakan sebelumnya, atau ia sudah tahu jawabannya.

Memang, meluncurkan kata 'apa' dan 'kenapa', serta memeroleh jawaban memang merupakan keasyikan tersendiri bagi si dua tahun. Ada semacam kepuasan tersendiri yang membuatnya terus bertanya.

Sabar Menjawab Pertanyaan. Dalam menghadapi si dua tahun yang selalu bertanya, para ibu harus bersabar menjawab pertanyaannya. Di usia ini merupakan masa emas dalam perkembangan anak, sehingga setiap pertanyaan bisa menjadi jalan untuk memberikan pengetahuan bagi kognitifnya.

Para ahli juga tidak menyarankan orang tua menghentikan apalagi melarang balita bertanya, karena itu tidak hanya akan membuat keingintahuan alamiah dan semangat belajarnya merosot, tetapi juga akan menimbulkan frustasi dan rasa tertekan.

Kreativitas orang tua dalam menjawab tidak hanya akan memuaskan rasa ingin tahunya, melainkan juga mendorong anak untuk berpikir kreatif. Jika Anda tidak tahu jawabannya, katakan tidak tahu, dan ajak balita untuk mencari tahu bersama-sama. Anda juga bisa memancing daya pikirnya, dengan menjawab, “Menurut kamu mengapa demikian?” Tapi jangan memaksa jika ia tidak tahu jawabannya.

Anda juga bisa mengajaknya bermain tebak kata atau benda. Selama bermain, tentu pertanyaannya akan berhenti sejenak karena ia sibuk menjawab pertanyaan. Sejalan dengan berkembangnya kemampuan dan keterampilannya berkomunikasi, masa 'bertanya tiada henti' pun akan berakhir.

 



Artikel Rekomendasi