Agar Gerakan Balita Makin Terampil

 

Melewati umur satu tahun, gerakan tubuh maupun anggota tubuh balita kian hari kian terampil dan selaras. Agar optimal, ada sederet makanan yang mendukung perkembangan tersebut.

Suatu saat, anak Anda duduk di lantai dan belajar makan sendiri dengan sendok plastik yang digenggamnya erat-erat. Di saat lain, ia asyik menumpuk mainan balok kayu warna-warni. Ya, kini jemari mungil itu semakin terampil, selaras dengan gerakan lengan dan pergelangan tangannya.

Semua itu berkat kemahiran koordinasi gerakan tangan dan matanya. Ia terus meningkatkan kemahiran itu dengan rajin berlatih melakukan gerakan-gerakan motorik halus, khususnya gerakan yang melibatkan jari-jari tangannya.

Jasa Neurotransmitter. Meningkatnya koordinasi antara mata dan gerakan tubuh maupun anggota tubuh lainnya, tak terlepas dari jasa sejenis senyawa kimia yang disebut neurotransmitter. Apa sih, yang dilakukannya?

Pada setiap indera anak, termasuk mata dan kulit, terdapat ujung sel saraf yang bertugas menerima rangsang berupa aliran listrik. Aliran listrik inilah yang dihantarkan atau ditransmisikan dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya secara berkesinambungan. Nah, penghantaran aliran listrik antar-sel saraf ini dilakukan oleh neurotransmitter.

Senyawa kimia ini dihasilkan oleh sel saraf dan biasanya disimpan di dalam suatu bagian sel saraf yang menyerupai kantung, yang terletak di dekat serabut saraf (akson). Neurotransmitter ini ada beberapa jenis, contohnya asetilkolin dan glutamat.

Makanan pendukung. Sejalan dengan keterampilan makan anak yang makin meningkat, maka konsumsi makanan sumber bahan baku berbagai senyawa kimia yang dibutuhkan tubuhnya pun semakin lengkap, termasuk untuk produksi neurotransmitter.

Yang perlu kita perhatikan, ada sederet bahan makanan yang merupakan sumber bahan baku pembuat asetilkolin adalah telur, hati dan kacang kedelai. Sedangkan sumber bahan baku glutamat di antaranya tepung gandum dan kentang.

Dengan lancarnya produksi neurotransmitter, penghantaran aliran listrik berupa perintah dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya pun makin lancar. Itu sebabnya, otak anak pun semakin baik dalam melakukan koordinasi atau kontrol terhadap setiap gerakan tubuhnya.

Baca juga: Tips Memacu Kontrol Gerak Balita

 



Artikel Rekomendasi