Jangan Biarkan Alergi Menguasai Anak

 

Lebih baik mencegah alergi pada anak ketimbang membiarkan alergi terlanjur terjadi?

Menurut dr. Zakiudin Munasir, SpA(K) upaya menghindari pencetus dan mencegah munculnya gejala alergi dapat “menyelamatkan” balita dari kemungkinan dirinya menderita alergi.

“Meskipun tidak 100%, paling tidak ini adalah upaya terbaik yang dapat dilakukan ketimbang membiarkan alergi terlanjur terjadi,” jelas dr. Zaki. Cara termudah mengetahui, apakah balita Anda berisiko menderita alergi atau tidak adalah dengan melakukan uji tapis segera setelah lahir, menggunakan “Kartu Deteksi Dini Alergi” yang tersedia di setiap rumah sakit ibu dan anak serta rumah bersalin.

Apabila balita berisiko, maka yang pertama kali harus dicegah adalah risiko alergi saluran cerna. Pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan adalah cara terbaik asalkan si ibu juga menghindari berbagai bahan makanan yang biasanya mencetus alergi.

“Ada 4 bahan makanan yang biasanya mencetus alergi: susu sapi, telur, seafood dan kacang tanah. Tetapi ibu menyusui harus “menggantikan” nutrisi dari 4 bahan makanan tadi dengan yang setara lainnya,” ungkap dokter yang sehari-hari ada di UKK Alergi FKUI-RSUPN Ciptomangun Kusumo, Jakarta.

Nah, bila Anda yang tidak bisa memberikan ASI eksklusif, langkah yang harus dilakukan adalah memberikan susu khusus yang dinamakan susu hypoallergenic yang ramah bagi bayi yang berisiko tinggi alergi secara genetik.

Punya pertanyaan untuk optimalkan tumbuh kembang anak walau alergi susu, mitos bahwa alergi itu diturunkan orang tua kepada anak, dan pertanyaan lain seputar alergi? Klik banner dibawah ini lalu sampaikan pertanyaan Anda! 


 



Artikel Rekomendasi