Balita Pintar Selesaikan Masalah

 

Sedikit-sedikit bertengkar, dari berebut mainan sampai saling pukul, bahkan menggigit teman! Ingin rasanya langsung melerai supaya mereka berdamai lagi dan keadaan menjadi tenang.

Pertengkaran bisa jadi kesempatan anak usia 3-4 tahun belajar menyelesaikan beda pendapat dengan teman. Malah anak bisa menjadi penengah temannya yang sedang bertengkar. Saat anak sedang berusaha menjadi penengah, sebaiknya Anda:

  • Tidak ikut campur. Saat anak Anda sedang menengahi perselisihan temannya, usahakan tidak ikut campur. Hargai pendapat anak dan percaya ia mampu menemukan solusi sendiri. Walaupun memang tak jarang ia masih mencari bantuan orang dewasa, terutama bila dia mengalami kesulitan menyelesaikan konflik. Anak Anda bisa menerima solusi dari Anda, seperti, "Kata ibu daripada berebut mainan, ayo kita main bola biar bisa main bersama-sama."
  • Ajukan pertanyaan. Asah kemampuan balita untuk memilah-milah masalah dengan mengajukan pertanyaan pada anak. Semisal, saat Anda membacakan buku padanya dan diceritakan si tokoh bertengkar memperebutkan sepeda dengan temannya. Sebelum cerita selesai, coba tanyakan pada anak, apa yang akan dia lakukan bila kedua temannya berebut main sepeda. Bila anak masih kesulitan menemukan solusi, berikan pilihan solusi. Misal, tanyakan apakah ia akan meminta mereka bermain bergantian atau memainkan permainan lain yang bisa dimainkan berdua. Tanyakan alasan memilih cara tersebut. 
  • Selesaikan masalah lewat bicara. Ajak anak untuk menyelesaikan masalah dengan berbicara, tidak dengan agresi fisik seperti menggigit, memukul atau melempar. Penyelesaian masalah lewat dialog akan dipilih anak jika didukung dengan sikap Anda yang juga mau membicarakan masalah dengan baik-baik.
  • Bantu anak berempati. Anak perlu mengasah kemampuannya mengenali perasaan orang lain dilihat dari sudut pandang orang tersebut.
  1. Ajak anak mengamati bahasa tubuh orang lain, semisal: "Lihat, Dina menangis. Dia sedih karena mainannya diambil
  2. Kenaikan kosa kata yang menunjukkan emosi. Sejak anak usia 1 tahun, kenalkan pada kata-kata seperti senang, sedih atau merah. Seiring bertambahnya usia, perkaya perbendaharaan emosinya dengan mengenalkan kata takut, khawatir, gugup, merasa sendirian, malu, merasa ditinggalkan dan lainnya
  3. Tunjukkan ekspresi emosi. Anak akan lebih memahami dari kata-kata yang menunjukkan emosi bila disertai dengan ekspresi wajah. Sertai bacaan dongeng Anda padanya dengan menampilkan mimik muka seperti yang dituliskan. Ungkapkan pula perasaan hati Anda dengan mimik

 



Artikel Rekomendasi