Balita Suka Beradu Argumen

 

Di usia empat tahun, balita seringkali menjawab apa yang dikatakan atau disuruh oleh ibu. “Mengapa sih aku harus mandi? Nanti juga aku kotor lagi, Bu!” jawabnya spontan. Jika Anda memberikan jawaban, yang menurut Anda masuk akal, itu tidak menghentikan protesnya. Seketika ia menemukan argumen baru untuk membantah penjelasan Anda. Memang menjengkelkan, tapi itulah tanda kecerdasannya.

Latihan bicara. Tentu bukan maksud balita untuk membangkang. Di usianya yang keempat, anak  mengalami kemajuan pesat dalam berbicara. Ia mulai terampil berkomunikasi. Kemampuan balita mengucap kata-kata dan menyusun kalimat dengan pola Subjek-Predikat-Objek (SPO) semakin baik. Tak heran jika balita mulai senang mendebat orang-orang terdekatnya.

Debat dan perbantahan itu sebenarnya sarana bentuk dari pembelajarannya untuk meningkatkan kemampuannya bicara. Semua yang ada di dalam pikirannya ingin ia sampaikan segera, tanpa tahu itu tepat atau tidak. Tak heran jika apa yang balita ucapkan seringkali tak masuk akal, seperti “mengapa harus mandi padahal nanti kotor lagi”. Kemampuan logika anak memang belum sempurna. Ia hanya ingin mengeksplorasi kebisaannya bicara.

Sempurnakan pikiran. Bagaimana menghadapi balita yang suka membantah ini? Tak usah jengkel! Dengarkan saja apa yang dikatakannya, kemudian Anda beri penjelasan. Ketika balita mulai memahami, ia tak lagi sering mendebat Anda.

Selain itu Anda dapat mengajarkan balita dengan mengajaknya berpikir sendiri.  Misalnya saat balita berkata, “Ma, aku lapar. Aku mau makan” Anda bisa menjawab, “Kenapa kamu mau makan, nanti juga lapar lagi kan?” Balita mulai bertanya-tanya mengapa Anda menjawab demikian. Dalam momen ini Anda bisa menyisipkan ajakan-ajakan untuk memahami sesuatu, Balita pun belajar dari situasi ini.

 



Artikel Rekomendasi