Bicara Ke Anak Perlu Intonasi

 

Balita seringkali tak menuruti kata-kata Anda. Dalam hati Anda bertanya, apakah ia memang tak mau menurut atau tidak paham penjelasan yang Anda sampaikan?

Orang tua muda kerapkali tidak paham, mengapa si balita tampak tak paham diajak bicara atau diberi pengertian. Mungkin sekali, seperti yang ditengerai Hans Grothe, ahli perkembangan anak Jerman, cara bicara orang tua yang kelirulah penyebabnya.

Menurut kolumnis majalah Jerman Eltern ini, jika cara bicara yang keliru ini terus diterapkan, maka bisa timbul kesalahpahaman. Balita bisa jadi, mogok bicara. Bahkan, dalam kasus ekstrem, anak terhambat perkembangan bicara dan kecerdasannya.

Salah satu kesalahan orang tua adalah sering berbicara terlalu cepat dan tanpa intonasi. Semua kata diberi intonasi tinggi, atau sebaliknya, sehingga balita bingung, apa pesan utama dari ucapan Anda. Jika pesan yang Anda sampaikan merupakan rangkaian kalimat yang sedikit panjang, cobalah selalu menempatkan sebuah penekan pada kata kunci atau yang Anda anggap penting.

Berbicara efektif pada balita sebaiknya perlahan, tegas dan berintonasi. Sebagai contoh Anda mengajak si balita mandi karena hari sudah sore. "Sudah sore, Kak, kita mandi, yuk!". Penekanan pada kata "mandi" akan membuat balita lebih mudah menangkap pesan Anda. "Mandi, yuk." demikian biasanya jawaban balita terhadap kalimat yang memiliki penekanan pada kata "mandi".

Tentu saja, balita belum memahami konsep waktu sehingga jika Anda mendesak dengan mengatakan, "Ayo sudah sore, nih!" kemungkinan kecil memperoleh respons yang sama seperti pada contoh pertama.

 



Artikel Rekomendasi