Sophie Navita: Anak Butuh Bebas Bergerak!

 

Anak-anak saya, Rangga (7) dan Radya (3) sangat aktif dan senang bergerak.  Meski pun saya senang -bergerak itu sehat, kan?-  tetapi kalau mereka sudah berlarian di dalam rumah, khawatir juga melihatnya! Bagaimana kalau mereka menabrak pintu? Bagaimana kalau tersandung pinggir karpet?  Apa jadinya kalau menyenggol barang pecah belah?

Belakangan ini saya sadar,  rumah kami bukan lagi satu-satunya tempat yang cocok untuk Rangga dan Radya bereksplorasi fisik. Mereka butuh space lebih luas untuk berlarian, menendang, jumpalitan, dan berguling-guling dengan leluasa. Mengajak mereka bermain di luar rumah, sangat tidak mungkin, karena tempat tinggal kami terletak di pinggir jalan raya -bukan perumahan yang menyediakan playground.

Mencari tempat-tempat untuk bermain outdoor di Jakarta pun tidak gampang. Kalau pun ada, dicapainya harus menembus kemacetan!  Sementara, saya amati Rangga  dan Radya semakin giat  bermain di dalam rumah. Mereka seringkali tidak lagi mengabaikan permintaan saya untuk lebih berhati-hati.

Saya segera memutar otak. Begitu dapat ide, langsung saya teriakkan:  "Kita main di Bandung, yuuuuk!" Rangga dan Radya pun berjingkrak kegirangan mendengarnya. "Ayo, ayo, ayo!" Untung saya orang Bandung,  sehingga paham betul seluk beluk kota Kembang. Misalnya, saya tahu dimana bisa menemukan tempat-tempat  yang cocok untuk anak-anak bermain outdoor, dengan harga murah, dan aman. Pilihan favorit saya cenderung tempat-tempat bermain lama, yang hanya dikenal warga Bandung tempo doeloe.

Salah satunya adalah kawasan Ciumbeleuit. Dari Ciumbeleuit atas, anak-anak saya sewakan kuda, lalu mereka naik kuda kuda sampai ke pasar Ciumbeleuit. Dengan berkuda, Rangga dan Radya melatih keseimbangan dan koordinasi tubuh, sambil melihat-lihat kehidupan penduduk dari dekat. Pilihan kami lainnya adalah bermain di playground di Bumi Sangkuriang Country Club. Di sana ada lapangan rumput luas, sehingga anak-anak betul-betul bebas bergerak. Mau ngapain aja, bisa, deh!  Anak-anak saya biasanya langsung "gatal" main bola dan fresbee bersama ayahnya.

Badan  dan pakaian anak-anak jadi kotor, sudah pasti!  Tetapi, saya bukan tipikal ibu yang takut kotor. Lagipula kalau kotor, tinggal mandi, kan? Biasanya anak-anak menutup acara main yang  penuh keringat dengan berenang di hotel. Meski hujan pun, berenang jalan terus! "Ibu, aku boleh main flying fox?" pinta Rangga yang mulai suka aktivitas yang mengandung tantangan. "Boleh, " langsung aku kabulkan. Mumpung di Bandung.

Liburan singkat, hanya untuk menemani anak bermain sepuas-puasnya, menjadi semacam baterai bagi kami. Ketika pulang ke Jakarta, saya perhatikan mood anak-anak menjadi lebih baik dan relaks. Saya pun merasa puas, sebab sudah memenuhi kebutuhan anak bermain di alam bebas. Kapan biasanya saya tahu anak-anak craving atau merindukan aktivitas di luar ruang? Mudah saja mengenali tanda-tandanya, yaitu, ketika mereka mulai "liar" di rumah, dan tidak bisa distop. Saat itulah saya harus menyiapkan sebuah perjalanan menyenangkan, membawa anak-anak ke tempat terbuka yang membebaskan mereka bergerak. Karena sekali lagi, bergerak itu sehat, kan?



 



Artikel Rekomendasi