Belajar dari Kasus Melamin Pada Susu Bayi dan Balita

 

Beberapa waktu lalu, para Ibu sempat dibuat heboh oleh kandungan melamin dalam susu bayi dan balita asal China. Kini, setelah peristiwa itu mereda, ada baiknya kita belajar dari peristiwa tersebut agar tidak ada lagi yang menjadi korban.

Mari Bunda, kita cari tahu bersama apa dampak dari paparan susu melamin itu dan apa yang sebaiknya kita lakukan. Ayahbunda mencari jawabannya dari berbagai sumber, yaitu Prof Dr. Ir. Dedi Fardiaz, Msc, Deputi Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya; Huzna Zahir, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), dan Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, SpA (K), dokter spesialis anak subspesialis Nutrisi dan Penyakit Metaboli dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Apakah melamin dalam susu itu sama dengan melamin pada alat makan kita? Berbeda. Melamin yang mencemari susu bayi dan balita adalah senyawa kimia melamin murni, sementara melamin pada peralatan makan kita sudah mengalami pengolahan.

Adakah cara mudah mengetahui susu atau produk turunannya mengandung melamin atau tidak? Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan uji laboratorium. Di lain pihak, Badan POM selama ini tidak memasukkan melamin sebagai bahan berbahaya yang diperiksa saat uji keamanan dan mutu produk pangan yang akan dipasarkan. Hal itu dikarenakan, melamin tidak masuk standar operasional prosedur pemeriksaan produk pangan yang diterbitkan oleh Codex Alimentarius Commission, badan tertinggi keamanan pangan dunia.

Apa yang terjadi jika bayi dan balita terlanjur mengonsumsi susu yang mengandung melamin? Tergantung banyak faktor, antara lain seberapa besar kontaminasi melamin pada susu atau produk turunannya, seberapa banyak dan sering anak mengonsumsinya, serta berapa berat badan bayi dan balita. Jika kadar melamin yang masuk ke dalam tubuh kita masih di bawah TDI, yaitu masih di bawah 0,5 mg/kg berat badan per hari, masih dianggap aman.

Namun jika kadarnya melebihi nilai TDI, senyawa ini akan bergabung dengan asam sianurat dan membentuk kristal melamin sianurat yang mengendap menjadi batu ginjal dan menyumbat saluran kemih.

Apakah produk susu dan turunannya yang mengandung melamin masih beredar di Indonesia? Sejak tanggal 18 September 2008, Badan POM dan seluruh Balai Besar/Balai POM di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan di sarana distribusi di seluruh Indonesia. Namun YLKI mengingatkan kita untuk tetap waspada, mengingat Indonesia termasuk rawan terhadap penyelundupan produk impor yang ilegal.

Bagaimana agar keluarga kita terhindar jadi korban? Cara yang paling jitu menghindarkan bayi terpapar makanan berbahaya adalah dengan memberinya ASI. Hanya ASI yang zerorisk dan dibutuhkan bayi. Namun kalau memang terpaksa menggunakan susu formula, berhati-hatilah dan tetap kritis, Bunda.

Apakah bayi dan balita boleh minum susu lokal? Tentu saja! Bayi dan balita boleh saja mengonsumsi susu atau turunannya yang diproduksi di dalam negeri, yang bernomor registrasi MD. Kalaupun impor, sebaiknya mengonsumsi yang berasal dari Australia atau Selandia Baru.     

Apapun pilihan Anda dan bayi dan balita soal pemberian susu, pastikan Anda memerhatikan kemasan, tanggal kadaluarsa, dan produk yang akan dikonsumsi secara fisik dari bau, rasa, dan warnanya. Perhatikan juga izin edar dari BPOM yang tercantum dalam kemasannya. Jangan konsumsi bila Anda ragu dalam warna, bau, dan rasanya. Waspada dan kritis sangat perlu, asal tidak berlebihan.

 



Artikel Rekomendasi