Popok sekali pakai memang praktis dan berdaya serap tinggi. Tapi, ada juga kekurangannya, lho! Orang yang pertama kali punya ide membuat popok sekali pakai adalah Vic Mills pada tahun 1947. Ide tersebut akhirnya terwujudi dengan diluncurkannya popok sekali pakai pada 1961. Menariknya, popok tersebut tidak memiliki sarana perekat, sehingga konsumennya harus menyediakannya sendiri.
Umumnya, popok sekali pakai terdiri atas 3 lapisan, yakni lapisan luar yang kedap air, lapisan tengah yang berdaya serap tinggi, serta lapisan dalam yang berpori dan dibuat dari bahan lembut. Itu sebabnya, bayi akan merasa lebih kering dan nyaman saat mengenakannya. Selain itu, popok jenis ini juga populer di kalangan ibu-ibu karena:
- Praktis, dan hemat tenaga, karena tidak harus dicuci dan dijemur.
- Efisien dan risiko terjadinya “kebocoran” kecil. Popok dapat digunakan hingga 3 kali bayi berkemih, tapi segera ganti bila ia buang air besar.
- Biasanya nyaman dikenakan. Saat ini, ada popok yang telah dibuat berpori, sehingga tidak menghalangi pertukaran udara pada kulit bayi dan lebih kering.
- Mudah dan menghemat waktu saat memakaikan atau melepaskannya, terutama saat bepergian. Selain itu, kemungkinan popok terlepas/terbuka juga sangat kecil.