Tiga dari 100 bayi laki-laki, lahir dengan buah zakar yang tidak turun ke kantungnya. Bagaimana cara menanganinya?

Tak ada tanda khas yang mudah terlihat. Biasanya, kita bisa melakukan perabaan, dengan teknik yang benar, sehingga lokasi dan keberadaan testis dapat diketahui dengan baik. 

Dengan cara ini akan terasa apakah hanya satu kantung yang berisi, atau memang dua-duanya kosong. Skrotum  atau kantung buah zakar akan terlihat lebih lembik dan kosong. Jika tidak teraba, kemungkinan testis masih ada di dalam perut, atau berada di lipatan paha anak dan belum turun ke kantungnya.
 
Teknik berikut adalah dengan memeriksa apakah ada kelainan alat kelamin. Dalam hal ini, dapat diperhatikan bagaimana panjang penis, bentuk kantung buah zakar, juga letak lubang kencing, serta adakah lubang yang lain selain lubang kencing dan anus.

Apa yang dilakukan dokter? Bila buah zakar tak ditemukan, periksakan anak ke dokter spesialis anak subspesialis hormon (endokrinologi). Ada beberapa pemeriksaan di sini.  

• Jika diraba dan kedua buah zakar tak ada, dokter akan minta tes hormon (lewat pengambilan darah anak). Pemeriksaan ini untuk mengetahui fungsi testis atau ada/tidaknya kelainan hormonal. Kadang-kadang, diperlukan pula pemeriksaan kromosom, bila ditemukan kelainan alat kelamin lainnya (jenis kelamin si kecil meragukan). Tapi, hal ini sangat jarang terjadi.
• Jika diduga buah zakar masih dalam perut, biasanya dokter menyarankan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Kadang-kadang, diperlukan pula operasi kecil (laparoskopi) yaitu melubangi (memakai jarum besar) di bagian bawah pusar. Ketika jarum masuk, dokter akan memasukkan alat untuk “mengintip”, dan kadang-kadang sekaligus memindahkan buah zakar ke kantungnya.   

Cara lain adalah dengan pemberian suntikan hormonal. Terapi hormonal ini dapat diberikan jika anak berusia kurang dari 9 bulan. Penanganan pada waktu yang tepat diperlukan untuk menjaga fungsi kesuburan (fertilitas) dan menghindari keganasan (kanker testis).