Dampak Negatif Garam Berlebihan pada Bayi

 

Tanya: Saya punya anak laki-laki  usianya 9 bulan. Sebelum usia delapan bulan, saya lihat informasi di Internet bahwa kalau anak yang baru mencoba makanan yang dibuat sendiri tidak boleh menggunakan garam karena nanti ususnya tidak bagus dan disarankan diganti dengan margarin atau keju.
 
Namun saat saudara saya yang bekerja dirumah sakit menanyakan kepada dokter gizi yang mengatakan harus menggunakan garam karena jika tidak nanti bisa gondokan. Saya jadi bingung, boleh atau tidak menggunakan garam ? Dan kalau makanan yang dibuat sendiri apa benar sayurnya tidak boleh lebih dari satu macam?

Jawab: Kebutuhan konsumsi garam yang direkomendasi berdasarkan usia, adalah sebagai berikut. Usia 1-3 tahun: < 1.500 mg/hari, usia 4-8 tahun : < 1.900 mg/hari sedangkan usia 9-14 tahun: < 2.200 mg/hari.

Kebutuhan garam pada bayi sudah terpenuhi dari susu maupun sayur atau buah Makanan bayi sampai usia 6 bulan baik yang dibuat sendiri maupun yang dijual dalam bentuk diawetkan (misalnya bubur susu atau biskuit bayi) tidak mengandung garam.. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa diet yang tinggi garam saat usia anak akan cenderung mengakibatkan hipertensi (tekanan darah tinggi) saat si anak mencapai usia dewasa.

Garam diberikan berlebihan pada bayi akan menambah beban kerja ginjalnya. Fungsi ginjal bayi belum cukup matang untuk menyisihkan kelebihan mineral dalam garam dapur. Tubuh memang membutuhkan mineral natrium yang dapat diperoleh dari garam dapur. Namun tak perlu mengonsumsi khusus garam dapur jika natrium yang terkandung dalam bahan makanan alami sudah mencukupi. Hampir semua produk laut, secara alami sudah mengandung unsur natrium.

Mengenai sayuran, tidak ada larangan membuat  makanan sendiri, terdiri dari sayur lebih dari 1 macam.

dr.Linnie Pranadjaja, Sp.A, M.Kes (RS Mitra Keluarga Bekasi)

 



Artikel Rekomendasi