Hamil Dengan Kelainan Ginjal

 

Sejak sebelum menikah, saya (33) sudah didiagnosis menderita gangguan fungsi ginjal. Kedua ginjal saya hanya berfungsi 30% dan menurut dokter, sangat kecil kemungkinan untuk memiliki anak. Seumur hidup saya menjalani diet khusus, antara lain membatasi asupan protein hanya 40 gram/hari. Sebulan setelah menikah, saya positif hamil, namun sempat perdarahan sehingga harus bedrest selama 3 hari dan tidak boleh kelelahan. Di tengah kehamilan, saya mengalami pengentalan darah. Sehingga setiap dua minggu, saya menjalani cek urin untuk memantau kadar kreatinin agar tidak melonjak. Saat memasuki bulan ke-6, fungsi ginjal saya semakin menurun sehingga kadar kreatinin meningkat dan dikhawatirkan meracuni janin serta memicu hipertensi. Dokter menyarankan mempercepat kelahiran bayi saya di usia kehamilan 28 minggu.  Sekarang saya sedang mendapat suntikan untuk membantu pematangan paru-paru janin.

Kata Dokter:
Hamil dengan kelainan ginjal dapat memperberat penurunan fungsi ginjal ibu.  Sebab, selama proses kehamilan akan terjadi peningkatan volume dan sirkulasi cairan tubuh, termasuk darah di dalam tubuhnya karena kehadiran janin. Situasi ini dapat makin memberatkan kerja ginjal ibunya.

Selama masa kehamilan, dokter akan memantau dengan cermat kondisi fungsi ginjal ibu. Apabila sejalan dengan pertambahan usia kehamilannya fungsi ginjal ibu semakin menurun, maka pada keadaan tertentu tak jarang harus diputuskan untuk melahirkan bayinya, agar mengurangi beban ginjal ibu. Kehamilan dengan kelainan ginjal memang sangat berisiko terjadinya keracunan pada tubuh ibu, gangguan metabolisme, dan bayi lahir prematur. Tindakan yang akhirnya akan diambil oleh dokter tergantung pada kasus penurunan fungsi ginjal yang dialami ibu selama masa kehamilan berlangsung.

Dr. dr. Ali Sungkar, SpOGK

 



Artikel Rekomendasi