Tanya-Jawab: Kerap Marah dan Menangis Saat Hamil

 

Tanya: Saat ini saya hamil anak pertama yang sudah masuk usia 4,5 bulan. Hampir setiap hari saya menangis atau marah-marah kepada suami, karena suami saya cuek akan kehamilan saya. Dia tidak pernah menanyakan keadaan saya dan kehamilan saya. Bahkan saat saya mau ke dokter pun dia bilang tidak usah sering. Padahal saya hanya kontrol sebulan sekali.

Apakah yg harus saya lakukan agar suami saya peduli akan kehamilan saya? Apakah dengan sering marah-marah dan menangis mempengaruhi kondisi janin dan tensi darah saya? Karena ketika periksa, tensi saya 80/60 

Jawab: Sebelumnya selamat Ibu atas kehamilan anak pertamanya. Pada masa kehamilan, tidak dipungkiri seorang ibu sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat terutama suami. Karena pada masa ini ada kalanya emosi dari Ibu hamil dapat naik-turun dengan cepat karena adanya faktor hormonal. Mungkin ibu dapat membantu suami ibu untuk lebih dapat mengerti dan memahami kondisi Ibu. Sering-seringlah bicara dari hati ke hati dengan suami Ibu.

Ajaklah suami Ibu berbagi rasa bahagia menanti kedatangan si buah hati. Jika hubungan Ibu dan suami sudah membaik, tentunya ini akan mengurangi stress yang berlebihan pada saat hamil karena stres yang berlebihan saat hamil dapat berdampak negatif pada janin dan meningkatkan resiko keguguran pada awal kehamilan serta membuat kekebalan tubuh menjadi rendah.

Setiap kehamilan hendaknya merupakan kehamilan yang direncanakan oleh pihak suami dan istri. Namun bila ibu sudah hamil, tentu seyogyanya suami harus siap dan menyambutnya dengan baik.

Untuk itu sebaiknya ibu mencari waktu yang tepat untuk berbicara dengan suami, bertukar pikiran mencari penyelesaian masalah ibu. Ingat bahwa pada kehamilan 4,5 bulan berarti janin hidup dan respon terhadap sekelilingnya. Saya yakin bahwa ibu dapat menyelesaikan permasalahannya bersama-sama dengan bapak, dan dapat menanti kedatangan si kecil dengan lebih positif.
 
dr. Ichnandy A.Rahman dari RSIA Budhi Jaya

 



Artikel Rekomendasi