Cerita Ayah - Yoris Sebastian Nisiho

 

Yoris Sebastian Nisiho, penulis, pendiri OMG Consulting, Music Entrepreneur, Public Speaker, ayah dari Deara Aprille Nisiho (1)

Saya cukup beruntung karena menjadi ayah cukup terlambat sehingga bisa ‘belajar’ dari pengalaman hidup teman-teman yang sudah duluan berkeluarga. Saat ini Deara, putri saya baru berusia 13 bulan. Walau sempat berencana untuk tidak memberinya gadget hingga berusia 24 bulan, namun dengan sangat amat terpaksa, Deara saya ijinkan main Galaxy Note saya pada saat kepepet. Terutama pada saat masih sangat kecil, untuk mengalihkan perhatian dia.

Kini karena sudah lumayan besar, Deara hanya saya kasih gadget pada saat weekend. Itupun sudah terlanjur menjadi generasi ‘touch screen’ jadi kalau dikasih liat buku yang glossy pasti dia memegangnya layaknya sebuah tablet. TV juga terpaksa saya berikan lantaran Deara tidak terlalu gemuk. Saya nonton di BBC Knowledge bahwa kalau anak kita gemuk, sebaiknya makan tidak sambil nonton TV namun sebaliknya kalau anak kita tidak gemuk, sebaiknya makan sambil nonton TV.  Tentu programnya hanya Baby TV , BBC, CBeeBies dan JimJam karena disesuaikan dengan usia Deara.

Sama seperti saat pegang proyek kreatif di OMG Creative Consulting, saya pun rajin membaca berbagai knowledge tentang parenting. Saya berharap nantinya saya tidak akan menjadi ‘sandwich generation’ seperti sebagian besar teman-teman saya yang sudah lebih dahulu berkeluarga.

‘Sandwich Generation’ adalah generasi yang pada waktu kecil dulu ‘diperintah-perintah’ oleh orang tua mereka dan kini saat menjadi orang tua malah ‘diperintah-perintah’ oleh anak mereka. Salah satu upaya kami adalah dengan tidak mempekerjakan baby sitter. Semua keperluan Deara diurus langsung oleh istri saya dan dibantu oleh saya.

Konon, kalau seorang ayah kerap mengurus anaknya sejak kecil, pada saat besar nanti anak tersebut lebih nurut dibanding ayah yang tidak pernah mengurus secara langsung. Tentunya di rumah kami tetap ada ART, namun mereka hanya membantu bersih-bersih.  Untuk urusan anak, saya dan istri ingin total selama 5 tahun pertama yang katanya adalah golden years dari seorang anak manusia.

Tidak bisa dihindari, Deara pasti akan tumbuh sebagai Gen C yang akrab dengan berbagai gadget. Namun kami tetap akan memperkenalkan berbagai permainan tanpa teknologi. Sekarang pun kami mempersiapkan banyak permainan kreatif tanpa teknologi. Gadget or TV baru dikeluarkan pada saat emergency.

Kepada Deara nantinya saya akan lebih banyak bercerita, bukan menyuruh atau memerintah.  Mudah-mudahan dia akan tumbuh sesuai dengan arti namanya -. ‘wise’& ‘compassionate’ yang berasal dari bahasa Inggris kuno. Saya ingin hubungan kami sebagai orang tua sangat dekat namun tetap tegas. Apalagi sekarang kenalan anak-anak atau remaja nantinya jauh lebih beragam dan lebih berbahaya. Jadi video apapun yang Deara nanti tonton di internet, saya berharap jadi orang pertama (atau kedua setelah ibunya) yang ditanya.

Saya akan buatkan ritual acara keluarga sejak dia kecil, sehingga mudah-mudahan saat dia besar nanti Deara tetap suka dengan ritual family time kami. Untuk itu saya memang harus komit mengurangi sebagian waktu saya untuk Deara dan Debbie. Hal ini harus dibiasakan sejak Deara kecil, sehingga menjadi good habit untuk dia. Begitu juga dengan loyalitas, kami akan banyak memberi true story kepada Deara, sehingga loyalitasnya akan terbentuk. Konon, anak lebih banyak memperhatikan daripada mendengar. Jadi, kami sebagai role model utama dan tentunya kami tambah dengan berbagai kisah inspiratif yang ada di luar sana.

Liburan pun rencananya kami akan coba sebisa mungkin rancang untuk ‘menetap’ bukan liburan, sehingga Deara bisa liburan sambil belajar tentang daerah tersebut.  Karena kalau menetap kita cenderung untuk lebih hemat dibanding bila hanya liburan singkat. Lagi-lagi yang diperlukan adalah komitmen waktu dari saya, sang ayah yang kebetulan super sibuk.  Tapi tampaknya untuk anak, hal tersebut akan saya perjuangkan.

 



Artikel Rekomendasi